Raja Abdullah II memberhentikan Pangeran Hamzah sebagai pewaris takhta pada 2004 dalam sebuah langkah yang mengkonsolidasikan kekuasaannya.
The Washington Post mewartakan, pihak berwenang Jordania menahan mantan putra mahkota tersebut dan menangkap hampir 20 orang lainnya.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah para pejabat menyebut adanya ancaman bagi stabilitas negara.
Baca juga: Raja Yordania Desak Israel untuk Vaksinasi Warga Palestina
Seorang mantan pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui peristiwa di Jordania mengatakan bahwa plot tersebut tidak melibatkan "kudeta fisik".
Sebaliknya, mereka yang terlibat berencana untuk mengompori aksi protes yang akan tampak sebagai aksi jalanan dengan dukungan suku.
Mantan pejabat AS tersebut menambahkan, pihak berwenang Jordania akan menyelidiki apakah ada pihak asing dalam plot tersebut.
Baca juga: September 1970: Black September, Peperangan Yordania Melawan Organisasi Pembebasan Palestina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.