Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Tahun Perang di Yaman, Arab Saudi Tawarkan Kesepakatan Damai

Kompas.com - 26/03/2021, 20:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Mereka dilaporkan memiliki total 45.000 ton solar, 5.000 ton gas cair, dan lebih dari 22.000 ton makanan di dalamnya.

Baca juga: Erdogan: Arab Saudi Ingin Beli Drone Buatan Turki

Houthi awalnya menolak inisiatif perdamaian Arab Saudi, dengan mengatakan tidak ada yang baru dari tawaran tersebut.

Kepala negosiator mereka, Mohammed Abdulsalam, mengatakan bahwa dia siap untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah Saudi dan Amerika Serikat (AS) serta pemerintah mediator regional, Oman, untuk mencapai kesepakatan damai.

Namun, dia menambahkan bahwa bahan bakar, makanan, obat-obatan, dan bahan kebutuhan pokok merupakan hak kemanusiaan dan legal.

"Kami tidak menerima syarat militer atau politik untuk menerima mereka," kata Abdulsalam.

Meski demikian, para pejabat dari AS, PBB, dan Oman yakin bahwa negosiasi memiliki peluang.

Selama berminggu-minggu, Oman telah menjadi tuan rumah pembicaraan antara Houthi dan utusan khusus AS untuk Yaman, Timothy Lenderking.

Namun, saat ini, tidak ada tanda-tanda gencatan senjata dan perang di Yaman segera berakhir.

Baca juga: Arab Saudi Tangkap Ratusan Orang, Diduga Terlibat Kasus Korupsi

Pendekatan baru Biden

Pelantikan Presiden AS Joe Biden telah meningkatkan tekanan pada monarki Saudi.

Pada Februari,ia mengumumkan penghentian dukungan AS untuk intervensi militer di Yaman dan penarikan dukungan logistik dan intelijen penting dari koalisi militer yang dipimpin Saudi.

"Arab Saudi telah kalah dalam perang di Yaman, dan itu terutama karena pemerintahan Biden telah menjelaskan bahwa ia tidak lagi mendukung operasi Saudi di sana," kata Guido Steinberg, senior associate di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan yang mengkhususkan diri pada isu Timur Tengah.

Dia mengatakan ini berarti bahwa Saudi harus menurunkan ketegangan di Yaman.

Serangan Houthi di Marib dapat menyebabkan pasukan pro-Saudi, khususnya pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, kehilangan salah satu wilayah strategis penting terakhir mereka.

Kelompok Houthi yakin bahwa mereka sekarang berada di atas angin berkat kemajuan mereka dan kebijakan Biden, kata Steinberg.

Dia menambahkan bahwa mereka bisa memanfaatkan kapitulasi lawan mereka. Para pejabat di Iran juga akan senang melihat Arab Saudi dikalahkan.

Baca juga: Pemberontak Houthi Serang Arab Saudi Lagi, Kali Ini Kirim 3 Drone Bersenjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com