Dia menilai, insiden ini akan merupakan pukulan dahsyat lainnya bagi para pengungsi yang tinggal daerah pengungsian.
“Hanya beberapa hari yang lalu kami kehilangan salah satu fasilitas kesehatan kami dalam kebakaran lain. Risiko kebakaran di daerah yang sangat padat penduduk dan terbatas ini sangat besar," kata Van Manen.
Baca juga: “Shuttle Diplomacy” Menlu Retno: Antara Isu Kudeta Militer dan Krisis Kemanusiaan Rohingya
UNHCR dan Save the Children mencatat jumlah pengungsi Rohingya yang tinggal di Cox's Bazar berkisar antara 800.000 hingga lebih dari 900.000 orang
Sebagian besar pengungsi telah melarikan diri dari penganiayaan di negara tetangga Myanmar.
Pada 2016 dan 2017, militer Myanmar melancarkan kampanye pembunuhan dan pembakaran brutal, yang memaksa lebih dari 740.000 orang minoritas Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
Tindakan itu mendorong pengajuan kasus genosida Myanmar untuk disidangkan di Mahkamah Internasional.
Pada 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan "pelanggaran berat hak asasi manusia" oleh militer Myanmar masih berlanjut di negara bagian etnis Rakhine, Chin, Shan, Kachin dan Karen.
Myanmar membantah tuduhan genosida tersebut, dan menyatakan bahwa "operasi pembersihan" oleh militer adalah tindakan kontra-terorisme yang sah.
Baca juga: Militer Kembali Berkuasa, Etnis Rohingya di Myanmar Trauma Kembali Disiksa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.