Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedikitnya Lima Anak Tewas dalam Kebakaran Besar di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh

Kompas.com - 23/03/2021, 14:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

DHAKA, KOMPAS.com - Kebakaran besar menyapu kamp pengungsi Rohingya yang luas di Cox's Bazar, Bangladesh, pada Senin (22/3/2021).

“Insiden ini menewaskan sedikitnya lima orang, menghancurkan rumah dan membahayakan nyawa puluhan ribu pengungsi,” kata pejabat kamp.

Pada Selasa (23/3/2021), Rashedul Islam, seorang pejabat yang bertanggung jawab atas kamp pengungsi Kutupalong melaporkan, api menghancurkan setidaknya 3.000 tempat perlindungan saat menyambar kamp pengungsian.

"Saya tidak tahu berapa persisnya anak (yang meninggal), tapi (korban tewas), termasuk anak-anak, ada lima," ujarnya.

Saat ini pihaknya mencoba mengidentifikasi berapa banyak orang yang telah mendapat tempat perlindungan lain.

Dinas pemadam kebakaran, Komisioner Bantuan dan Pemulangan Pengungsi Bangladesh, serta tim penyelamat, tetap berada di lokasi pada Senin malam.

Mereka terus berusaha mengendalikan api dan mencegah penyebarannya lebih lanjut menurut badan pengungsi PBB UNHCR pada Senin sore waktu setempat.

Baca juga: Lebih dari 150 Pengungsi Etnis Minoritas Rohingya di India Akan Dideportasi

António Vitorino, Direktur Jenderal Organisasi Migrasi Internasional (IOM) PBB, mengatakan puluhan ribu pengungsi Rohingya terpengaruh atas insiden ini.

"Saya sangat prihatin dengan dampak kebakaran yang mengerikan hari ini di Cox's Bazar, Bangladesh," kata Vitorino melansir CNN.

Menurutnya, tim dan mitra IOM bekerja sama untuk menanggapi krisis dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua.

Api melalap bagian kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh pada 22 Maret 2021.

Gambar dari para saksi menunjukkan kobaran besar api membakar gubuk pengungsian dan sejumlah pengungsi melarikan diri dengan berjalan kaki. Penyebab kebakaran belum ditentukan.

"Api menjalar begitu cepat sehingga sebelum kami memahami apa yang terjadi, itu (api) mengenai rumah kami," kata Tayeba Begum, relawan Save the Children yang menyaksikan kebakaran itu.

"Orang-orang berteriak dan berlarian kesana-kemari. Anak-anak juga berlarian berpencar, menangis mencari keluarga mereka. Ini adalah kejadian paling mengerikan yang saya saksikan baru-baru ini."

Kebakaran pada Senin (22/3/2021) merupakan yang terbesar dari beberapa kebakaran yang melanda kamp tahun ini saja menurut Onno Van Manen, direktur negara untuk Save the Children di Bangladesh.

Dia menilai, insiden ini akan merupakan pukulan dahsyat lainnya bagi para pengungsi yang tinggal daerah pengungsian.

“Hanya beberapa hari yang lalu kami kehilangan salah satu fasilitas kesehatan kami dalam kebakaran lain. Risiko kebakaran di daerah yang sangat padat penduduk dan terbatas ini sangat besar," kata Van Manen.

Baca juga: “Shuttle Diplomacy” Menlu Retno: Antara Isu Kudeta Militer dan Krisis Kemanusiaan Rohingya

UNHCR dan Save the Children mencatat jumlah pengungsi Rohingya yang tinggal di Cox's Bazar berkisar antara 800.000 hingga lebih dari 900.000 orang

Sebagian besar pengungsi telah melarikan diri dari penganiayaan di negara tetangga Myanmar.

Pada 2016 dan 2017, militer Myanmar melancarkan kampanye pembunuhan dan pembakaran brutal, yang memaksa lebih dari 740.000 orang minoritas Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Tindakan itu mendorong pengajuan kasus genosida Myanmar untuk disidangkan di Mahkamah Internasional.

Pada 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan "pelanggaran berat hak asasi manusia" oleh militer Myanmar masih berlanjut di negara bagian etnis Rakhine, Chin, Shan, Kachin dan Karen.

Myanmar membantah tuduhan genosida tersebut, dan menyatakan bahwa "operasi pembersihan" oleh militer adalah tindakan kontra-terorisme yang sah.

Baca juga: Militer Kembali Berkuasa, Etnis Rohingya di Myanmar Trauma Kembali Disiksa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com