Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 dari 5 Orang di AS Mengaku Kehilangan Anggota Keluarganya karena Covid-19

Kompas.com - 12/03/2021, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekitar satu dari lima orang di Amerika Serikat (AS) mengaku kehilangan anggota keluarganya karena Covid-19.

Temuan itu berdasarkan jajak pendapat terbaru yang digelar oleh Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research yang dirilis pada Kamis (11/3/2021).

Masih menurut jajak pendapat tersebut, sekitar tiga dari 10 orang di AS merasa khawatir jika dirinya atau anggota keluarganya terinfeksi Covid-19.

Surevi tersebut menunjukkan, komunitas orang kulit berwarna merupakan kelompok yang paling parah yang terdampak Covid-19 sebagaimana dilansir New York Post.

Baca juga: Biden Teken UU Paket Bantuan Covid-19 Rp 27.369 Triliun, Hampir 10 Kali Lipat Belanja Negara APBN 2021

Sekitar 30 persen orang Afrika-Amerika dan Hispanik mengaku ada anggota keluarga, atau teman dekatnya, yang meninggal karena virus corona.

Sementara itu, 15 persen orang kulit putih mengaku kehilangan anggota keluarga, atau teman dekatnya, karena virus corona.

Jajak pendapat tersebut juga mengungkapkan rata-rata orang yang tidak mengeyam pendidikan di bangku kuliah, orang muda, dan Republikan, tidak mau disuntik vaksin Covid-19.

Bagi orang yang berasal dari komunitas kulit berwarna, akses untuk mendapat vaksin virus corona juga merupakan sebuah perjuangan.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Brasil Makin Memburuk, Korban Meninggal Harian Capai 2.286 Orang

Sebanyak 16 persen orang Afrika-Amerika dan 15 persen orang Hispanik mengatakan, telah disuntik vaksin Covid-19 paling tidak satu suntikan.

Sedangkan bagi orang kulit putih, sebanyak 26 persen mengaku telah disuntik vaksin virus corona paling tidak satu suntikan.

Hasil jajak pendapat tersebut dirilis ketika dunia memperingati satu tahun ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-l9 sebagai pandemi global.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuliakan para korban yang meninggal karena Covid-19 dalam pidatonya pada Kamis malam waktu setempat.

Baca juga: Tak Percaya Covid-19, Kini Keberadaan Presiden Tanzania Misterius

"Satu tahun lalu, kita dihantam oleh virus beserta keheningan. Menyangkal selama beberapa hari, pekan, bahkan bulan," kata Biden seolah menyindir pendahulunya, Donald Trump.

"Hal itu membawa kita ke banyaknya korban yang tewas, jumlah orang yang terinfeksi, stres, dan kesepian," imbuh Biden.

Dia menambahkan, jika melihat foto-foto dan video yang berasal dari tahun 2019, dan membandingkannya dengan saat ini, rasanya seperti hidup di era yang berbeda.

"Anda kehilangan pekerjaan, Anda menutup bisnis, Anda diusir, menjadi tunawisma, dan kelaparan. Kehilangan kontrol, bahkan lebih buruk, kehilangan harapan," imbuh Biden.

Selain itu, Biden juga mengumumkan bahwa seluruh orang dewasa berhak untuk mendaftar vaksinasi Covid-19 mulai 1 Mei.

Baca juga: Setahun Covid-19 Jadi Pandemi, 3.000 Perawat Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com