Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Covid-19 Jadi Pandemi, 3.000 Perawat Meninggal

Kompas.com - 11/03/2021, 14:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Setidaknya 3.000 perawat meninggal akibat Covid-19, selama penyakit dari virus corona jenis baru itu menjadi pandemi dalam setahun terakhir.

Angka itu diumumkan federasi perawat global pada Kamis (11/3/2021), dikutip Kompas.com dari AFP.

Tepat satu tahun sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi, Dewan Perawat Internasional (ICN) menyatakan kelelahan dan stres.

Akibatnya, jutaan perawat berencana keluar dari profesinya.

Baca juga: Karena Pandemi Aktris Bollywood Jadi Perawat, Terinfeksi Covid-19 Lalu Kena Stroke

Lalu ICN memperingatkan, semakin berkurangnya perawat berpengalaman dapat membuat rumah sakit kewalahan menangani pasien penyakit-penyakit lain, setelah pandemi Covid-19 selesai.

Namun, jumlah perawat meninggal ini hanya dikumpulkan dari 60 negara. Angka yang sebenarnya mungkin lebih besar, kata federasi tersebut.

Kepala eksekutif ICN Howard Catton berkata, para perawat mengalami trauma massal selama pandemi, yang dipicu oleh kelelahan fisik serta mental.

"Mereka mencapai titik di mana sudah memberikan semua yang mereka mampu," terangnya kepada wartawan.

Catton melanjutkan, dari total 27 juta perawat di seluruh dunia, jumlahnya diperkirakan bakal berkurang 6 juta selama pandemi, dan 4 juta lainnya akan pensiun pada 2030.

Baca juga: Cerita Perawat Terlibat Tabrakan Beruntun 130 Mobil dan Tetap Berangkat Kerja

Di tepi jurang

Dalam sebuah laporan ICN mengatakan, pandemi dapat memicu eksodus massal dari profesi keperawatan sejak paruh kedua 2021.

Jumlah perawat bisa berkurang hingga 13 juta secara global, tambahnya.

"Kita bisa berada di tepi jurang," kata Catton, mengingat butuh 3-4 tahun untuk melatih perawat pemula.

Ia pun mengatakan, perawat berada dalam pos terdepan yang sama dengan para pembuat vaksin, dan setelah pandemi usai akan mencetak sejarah yang sama.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: WHO Tetapkan Covid-19 sebagai Pandemi Global

Akan tetapi, begitu pandemi berlalu tugas perawat belum berakhir. Mereka tetap harus mengurus pasien dengan penyakit-penyakit lainnya yang sudah mengantre, dan diperparah dengan kemungkinan kekurangan staf.

ICN yang didirikan pada 1899 adalah induk dari 130 asosiasi keperawatan nasional.

Mereka mendesak pemerintah berinvestasi dalam melatih lebih banyak perawat baru guna mengatasi kekurangan secara global.

ICN juga meminta kenaikan upah agar staf medis sekarang mau bertahan, guna menjaga kestabilan sistem kesehatan di masa depan.

Baca juga: Bagaimana Perawatan Bus Pariwisata Selama Masa Pandemi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com