Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Demo Myanmar 54 Orang, Begini Respons PBB

Kompas.com - 04/03/2021, 22:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Sedikitnya 54 orang pengunjuk rasa Myanmar tewas dan 1.700 lebih pedemo lainnya ditangkap, sejak kudeta militer terjadi pada 1 Februari, menurut kepala HAM PBB pada Kamis (4/3/2021).

Badan HAM PBB pun menuntut agar militer Myanmar segera berhenti membunuh para demonstran.

Komentar PBB keluar setelah demo Myanmar pada Rabu (3/3/2021) berubah menjadi hari paling mematikan, dengan 38 nyawa melayang.

Baca juga: Protes Kudeta Militer di Myanmar Makin Besar, Ingatkan Peristiwa 1998 di Indonesia

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet mendesak militer Myanmar untuk menghentikan tindakan keras mereka terhadap para pengunjuk rasa damai.

"Militer Myanmar harus berhenti membunuh dan memenjarakan para demonstran," katanya dikutip dari AFP.

"Benar-benar tak bisa diterima bahwa aparat keamanan menembakkan peluru tajam kepada pengunjuk rasa damai di seluruh negeri," tambahnya.

Bachelet melanjutkan, dia juga terkejut dengan serangan yang didokumentasikan terhadap staf medis darurat, dan ambulans yang berusaha menolong orang-orang yang terluka.

Baca juga: Suster di Myanmar Menangis dan Berlutut di Hadapan Polisi, Memohon agar Demonstran Tak Ditangkapi

Kantor HAM PBB mengonfirmasi setidaknya 54 orang tewas di tangan polisi dan militer Myanmar sejak kudeta terjadi pada 1 Februari.

"Korban tewas sebenarnya, bagaimanapun, bisa jauh lebih tinggi karena ini adalah angka yang bisa kami verifikasi," terangnya.

Korban tewas terus berjatuhan dalam beberapa hari terakhir.

Kantor HAM PBB memverifikasi 30 dari 38 kematian yang dilaporkan entitas lain badan tersebut pada Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Trending Myanmar hingga 1 Juta Twit, Apa yang Terjadi di Sana?

Tindakan mematikan oleh junta militer Myanmar itu dilaporkan terjadi di Yangon, Mandalay, Sagaing, Magway, dan Mon.

Sejak kudeta Myanmar 2021 dimulai, lebih dari 1.700 orang juga ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang sehububngan dengan protes atau terlibat dalam agenda politik.

Setidakya 700 orang ditahan pada Rabu saja dengan banyak di antara mereka terciduk saat polisi melakukan pencarian dari rumah ke rumah.

Baca juga: Pertama Kalinya, Aung San Suu Kyi Muncul sejak Kudeta Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com