Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

38 Orang Tewas dalam Demo Myanmar: Ini Mengerikan, Ini Pembantaian

Kompas.com - 04/03/2021, 07:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MANDALAY, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis menggambarkan mengerikannya situasi kerusuhan dalam demonstrasi menentang kudeta Myanmar, yang menewaskan 38 orang.

Kericuhan di hampir seluruh negara itu merupakan hari paling berdarah sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.

Menurut Utusan Khusus PBB Christine Schraner Burgener, kini lebih dari 50 orang tewas saat melakukan aksi secara damai.

Baca juga: Ketegangan di Myanmar Semakin Tinggi, Hampir 40 Orang Tewas dalam Sehari


Kelompok HAM menyatakan, awalnya Tatmadaw, nama kantor militer Myanmar, membunuh 18 orang pada Rabu waktu setempat.

Namun menjelang berakhirnya hari, jumlah korban yang mengembuskan napas terakhir mengalami peningkatan tajam.

"Ini mengerikan. Ini pembantaian. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan kami," ujar aktivis Thinzar Shunlei Yi kepada Reuters.

Radio Free Asia melaporkan, setidaknya empat anak tewas, termasuk remaja 14 tahun yang ditembak mati di Myingyan oleh prajurit yang berkonvoi.

Pihak keamanan menembakkan peluru karet, gas air mata, hingga peluru tajam tanpa memberi peringatan, demikian keterangan saksi mata.

Di kota utama Yangon, aparat membunuh setidaknya delapan pengunjuk rasa. Satu di pagi hari, sisanya di malam waktu setempat.

Baca juga: Menolak Mundur, Militer Myanmar Nyatakan Siap Hadapi Sanksi dan Isolasi

Kemudian enam orang dilaporkan tewas di Monywa, demikian laporan koran lokal Monywa Gazette seperti dikutip Sky News.

Lalu berdasarkan pemberitaan sejumlah media, dua orang ditembak mati di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar.

Reuters memberitakan, juru bicara junta militer sama sekali tidak memberikan respons bahkan melalui telepon terkait insiden tersebut.

Kekerasan terjadi setelah menteri luar negeri di seluruh Asia Tenggara mendesak junta untuk mengakhiri kudeta.

Mereka juga menyerukan supaya Tatmadaw melepaskan Aung San Suu Kyi dan pemimpin politik lainnya, yang ditahan sejak 1 Februari.

Baca juga: Gadis 19 Tahun Ini Ditembak Mati Saat Kenakan Kaus Segalanya Akan Baik-baik Saja

Media pemerintah Myanmar mengabarkan, menteri luar negeri yang ditunjuk junta menghadiri pertemuan ASEAN.

Si menteri, Wunna Maung Lwin, berdiskusi mengenai isu regional dan internasional, namun sama sekali tak menyebut masalah di negaranya.

Kudeta pada 1 Februari terjadi setelah Tatmadaw mengeklaim Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berlaku curang dalam pemilu November 2020.

Saat itu, partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi tersebut memperoleh lebih dari 80 persen kemenangan. Namun militer tak memberikan bukti tuduhan mereka.

Baca juga: Korban Demo Myanmar Makin Bertambah, 10 Demonstran Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com