Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Baru Tahanan Militer Myanmar: Dokter, Seniman hingga Peramal Jadi Sasaran

Kompas.com - 03/03/2021, 12:10 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin de factor Aung San Suu Kyi, pasukan keamanan telah menahan lebih dari 1.000 orang.

Reuters melaporkan pada Selasa (2/3/2021), ratusan orang ditahan dalam protes. Sementara banyak lainnya ditangkap dalam penggerebekan yang seringkali dilakukan pada malam hari.

Beberapa tahanan adalah orang yang selamat dari penjara di bawah rezim junta lama.

Mereka ada yang diambil paksa dari rumah mereka, ratusan ditangkap oleh polisi anti huru hara dan tentara yang menindak protes terhadap kudeta tersebut. Banyak yang ditahan tanpa komunikasi.

Dalam satu kesempatan, Pyae Phyo Naing, dokter utama di rumah sakit pemerintah, sedang menjahit luka di kepala pasien ketika polisi mendatanginya.

Naing telah bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang mendorong pegawai pemerintah untuk mogok sebagai protes di junta baru. Dia juga menutup rumah sakit pada 8 Februari, tapi tetap menangani kasus-kasus darurat.

Pyae Phyo Naing meminta polisi menunggu sampai dia menyelesaikan jahitannya. Tapi mereka menolak. Sebuah video CCTV menunjukkan, dia diseret keluar dari klinik.

“Kita harus bersabar dan terus berjuang melawan kediktatoran. Kami perlu terus mengembangkan kekuatan kami untuk melawan, dan yakin kami akan menang," kata istrinya Phyu Lei Thu, yang juga seorang dokter.

Baca juga: Perusahaan Migas Global Didesak Hentikan Danai Junta Militer Myanmar

Terpisah, rekaman CCTV lainnya menangkap momen saat pasukan keamanan masuk ke rumah seorang penulis dan dermawan yang terkenal dengan novel dan cerita pendeknya di Myanmar, Than Myint Aung.

Wanita berusia 69 tahun itu juga terkenal karena mendirikan sebuah badan amal yang menawarkan pemakaman gratis bagi orang miskin.

Sehari sebelumnya dia menjadi salah satu orang pertama di Myanmar yang mendapatkan vaksin Covid-19 di Myanmar.

Rekaman CCTV memperlihatkan, tiga mobil putih terlihat berhenti di luar rumah nya di tengah kegelapan jalan yang rindang. Dia yang semula tertidur, langsung dibawa pergi pada tengah malam oleh orang-orang bersenjata selama kudeta militer, menurut anggota keluarganya.

Setelah itu, menurut cucu penulis, Khaing Wittyee Htet, polisi memecahkan kunci pintu dan memotong kabel kamera. Khaing Wittyee Htet mengatakan tidak jelas mengapa neneknya ditangkap.

"Mereka masuk dari halaman belakang, masuk ke ruang tamu kami, dan datang untuk menangkap nenek saya secara paksa," kata cucunya kepada Reuters.

Baca juga: Kursi Myanmar di PBB Sekarang Diperebutkan Militer dan Non-militer

Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP), yang dibentuk oleh para pembangkang junta yang sebelumnya ditahan, mengatakan 728 orang telah ditahan hingga 25 Februari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com