Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Peringatkan Bahaya Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak

Kompas.com - 01/03/2021, 12:09 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

Dr Bharat Pankhania, pakar pengendalian penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Exeter, sependapat.

“Ini badai yang sempurna untuk menghasilkan banyak kasus yang tidak dapat Anda tangani,” katanya.

Baca juga: Paus Fransiskus Lakukan Kunjungan Kepausan Pertama ke Irak Pekan Ini

Pesan yang benar?

Penyelenggara berjanji untuk menegakkan mandat masker, jarak sosial dan batasan kerumunan. Dua pejabat pemerintah Irak berjanji lokasi pengujian Covid-19 juga akan diperbanyak.

Protokol perawatan kesehatan "penting tetapi dapat dikelola," kata seorang pejabat pemerintah kepada AP.

Vatikan mungkin telah mengambil tindakan pencegahannya sendiri. Mulai dari Paus yang berusia 84 tahun, rombongan Vatikan yang beranggotakan 20 orang, dan lebih dari 70 jurnalis di pesawat kepausan semuanya divaksinasi.

Tetapi orang-orang Irak yang berkumpul di utara, tengah dan selatan negara itu untuk menghadiri Misa di dalam dan di luar ruangan, mendengarkan pidatonya dan berpartisipasi dalam pertemuan doanya tidak divaksinasi.

Dan itu, kata para ilmuwan, adalah masalahnya.

“Kami berada di tengah pandemi global. Dan penting untuk menyampaikan pesan yang benar,” kata Pankhania.

"Pesan yang benar adalah: semakin sedikit interaksi dengan sesama manusia, semakin baik."

Dia mempertanyakan soal delegasi Vatikan yang diinokulasi sedangkan Irak tidak. Apalagi Irak disebut hanya akan mengambil risiko untuk pergi ke acara-acara seperti itu karena Paus ada di sana.

Dalam kata-kata yang ditujukan kepada pejabat Vatikan dan media, dia berkata: “Kalian semua dilindungi dari penyakit parah. Jadi jika Anda terinfeksi, Anda tidak akan mati. Tetapi orang-orang yang datang untuk melihat Anda mungkin terinfeksi dan mungkin mati."

“Apakah bijaksana dalam keadaan seperti itu bagimu untuk muncul begitu saja? Dan karena Anda muncul, orang-orang muncul untuk melihat Anda dan mereka terinfeksi?” dia bertanya.

Baca juga: Paus Fransiskus Angkat Bicara soal Kudeta Myanmar dan Panjatkan Doa

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikap diplomatis ketika ditanya tentang kebijaksanaan perjalanan kepausan ke Irak. Menurut WHO negara-negara harus mengevaluasi risiko suatu peristiwa terhadap situasi infeksi, dan kemudian memutuskan apakah itu harus ditunda.

“Ini semua tentang mengelola risiko itu,” kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19.

“Ini tentang melihat situasi epidemiologi di negara tersebut dan kemudian memastikan bahwa jika peristiwa itu terjadi, maka dapat terjadi seaman mungkin.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com