Francis mengatakan dia berniat untuk pergi bahkan jika sebagian besar warga Irak harus menontonnya di televisi untuk menghindari infeksi. Yang penting, katanya pada CathoLic News Service, adalah "mereka akan melihat bahwa Paus ada di negara mereka."
Paus Fransiskus sering menyerukan distribusi vaksin yang adil dan menghormati tindakan kesehatan pemerintah.
Paus Fransiskus selama berbulan-bulan telah menghindari audiensi publik yang bahkan aturan jarak sosial juga diterapkan di Vatikan untuk membatasi kemungkinan penularan.
Baca juga: Paus Fransiskus Bakal Bertemu Ulama Syiah di Irak
Dr Michael Head, peneliti senior dalam kesehatan global di Fakultas Kedokteran Universitas Southampton, mengatakan jumlah kasus harian baru di Irak "meningkat secara signifikan saat ini."
Kementerian Kesehatan melaporkan sekitar 4.000 kasus baru sehari, mendekati ketinggian gelombang pertama di bulan September.
Head mengatakan untuk setiap perjalanan ke Irak, harus ada praktik pengendalian infeksi yang berlaku, termasuk pemakaian masker, cuci tangan, jarak sosial dan ventilasi yang baik di ruang dalam ruangan.
“Mudah-mudahan kita akan melihat pendekatan proaktif untuk pengendalian infeksi di tempat selama kunjungan Paus ke Baghdad,” katanya.
Pemerintah Irak memberlakukan lockdown dan jam malam yang dimodifikasi pada pertengahan Februari di tengah lonjakan kasus baru. Sekolah dan masjid ditutup. Sementara restoran dan kafe hanya buka untuk dibawa pulang.
Tetapi pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan penutupan penuh karena sulitnya pengawasan. Kebijakan itu juga dikhawatirkan akan berdampak besar ke ekonomi Irak yang sudah terpukul, menurut pejabat Irak kepada AP.
Baca juga: Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI Terima Vaksin Covid-19
Banyak warga Irak tetap lalai dalam menggunakan masker dan beberapa meragukan tingkat keparahan virus.
Madani, ahli virus Harvard, mendesak penyelenggara perjalanan untuk membiarkan sains dan data memandu pengambilan keputusan mereka.
“Keputusan untuk menjadwalkan ulang atau menunda perjalanan kepausan, atau memindahkannya ke format virtual, akan "cukup berdampak dari sudut pandang kepemimpinan global" karena "itu akan menandakan memprioritaskan keselamatan publik Irak," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.