Artinya, produk beku miliknya tidak ditempatkan di samping salmon segar, yang lebih populer di sini.
Mervin Tham, salah satu dari pendiri EasyMeat, yang menjual daging wagyu, berpendapat keragaman produk yang dijual oleh mesin penjual otomatis berkembang karena hambatan masuk yang cukup rendah.
"Ini adalah cara yang mudah untuk menguji suatu produk, terutama jika Anda memulai bisnis sendiri. Dan umumnya ada minat terhadap budaya ritel otomatis yang Anda lihat di luar negeri, seperti di Jepang," katanya.
Baca juga: Sosok Eugene Korban Tabrakan Maut BMW Singapura di Mata Teman Karibnya
ATM Salmon Norwegia mengeluarkan irisan sashimi yang dibekukan dalam kemasan tertutup dengan sebungkus kecap dan garpu kayu kecil.
Ini adalah produk yang sangat spesifik sehingga ketika mesin mulai muncul di sekitar Singapura, muncul pertanyaan apakah itu mungkin lelucon yang rumit atau proyek seni yang aneh.
"Banyak orang yang mengatakan hal itu kepada saya," kata Kumar. Tetap saja, dia mengatakan penduduk setempat mulai menyukai gagasan itu.
Saat ini, ada 110 mesin, dan menurutnya ada cukup banyak pelanggan di Singapura untuk mendukung 900 mesin.
Dan semakin banyak mesin, semakin baik. Sebagian besar mesin beroperasi dengan margin tipis, yang berarti keuntungan yang layak bergantung pada memiliki banyak mesin dan cukup banyak orang untuk membeli dari mereka.
Kumar mengatakan kota yang padat penduduk seperti Singapura sangat ideal.
Baca juga: Video Detik-detik Kecelakaan Maut BMW Singapura, Pacar Pengemudi Nekat Terobos Kobaran Api
Di Jepang, yang memiliki lebih banyak mesin per kapita daripada negara lain, pandemi telah menghantam industri dengan keras, sebagian besar karena berkurangnya lalu lintas pejalan kaki.
Laporan Euromonitor juga memperkirakan penurunan yang signifikan untuk mesin penjual otomatis di Singapura.
Tetapi mesin penjual otomatis telah memainkan peran kunci dalam respons pandemi Singapura, dengan badan amal Temasek memasang 1.200 mesin di sekitar pulau untuk membagikan masker gratis.
Kumar mengatakan mesin penjual otomatisnya sendiri bekerja dengan baik, dengan penjualan melonjak sebelas kali lipat selama periode pembatasan Covid-19 di Singapura, yang membatasi pergerakan antara April dan Juni 2020.
"Itu tersedia 24 jam selama sepekan, tanpa kontak, aman untuk dibeli, aman untuk dimakan. Tidak perlu pergi ke superstore mana pun. Ada jarak sosial. Dalam enam detik, Anda mendapatkan produk Anda. Anda pergi," katanya.
Baca juga: Menlu Singapura Tolak Beri Sanksi Luas ke Myanmar meski Sadar Kondisi Mengkhawatirkan
Saya butuh waktu 30 menit dengan bus untuk sampai ke mesin penjual otomatis wagyu, jadi tanda di samping mesin yang mengatakan "agyu di dekat Anda" tidak sepenuhnya benar.