Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan PBB Kembali Kontak Militer Myanmar, Ini yang Diserukan

Kompas.com - 17/02/2021, 06:53 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber UN News

NEW YORK, KOMPAS.com – Utusan Khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener kembali menekan militer Myanmar pada Senin (15/2/2021).

Dalam konferensi pers pada Senin di New York, AS, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan bahwa Burgener mengaku telah melakukan kontak lagi dengan Wakil Panglima Tertinggi Myanmar Soe Win.

Haq berujar, Burgener menekan Soe Win agarmenghormati secara penuh hak berkumpul dan militer tidak boleh menekan para demonstran.

“Dia telah menyampaikan kepada militer Myanmar bahwa dunia sedang mengawasi dengan seksama, dan segala bentuk tanggapan keras kemungkinan besar memiliki konsekuensi yang parah,” tambah Haq.

Baca juga: Myanmar Mencekam, Warga Ronda Malam untuk Cegah Penggerebekan Militer

Burgener juga menyerukan agar utusan dari PBB dapat berkunjung ke negara tersebut dalam kondisi yang dapat disepakati sebagaimana dilansir dari UN News, Selasa (16/2/2021).

Di Myanmar, aksi protes semakin meningkat sejak militer mengambil alih kekuasaan.

Ada laporan tentang penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh polisi dan militer terhadap para demonstran, mereka juga secara sewenang-wenang menahan orang-orang.

Kehadiran pasukan keamanan dan kendaraan lapis baja yang meningkat juga telah dilaporkan di sejumlah kota besar di Myanmar.

Baca juga: Keempat Kalinya Akses Internet Myanmar Diblokir Junta Militer

Menurut kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR), lebih dari 350 pejabat politik, aktivis, masyarakat sipil, jurnalis, biksu, dan bahkan pelajar atau mahasiswa telah ditahan hingga Jumat (12/2/2021).

Beberapa di antara orang-orangyang ditahan tersebut menghadapi tuntutan pidana dengan alasan yang meragukan.

Selain itu, sebagian besar di antara mereka tidak diperbolehkan menerima bantuan hukum dan bahwa tidak boleh dikunjungani keluarga atau berkomunikasi.

Pada 1 Februari, militer menahan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint.

Baca juga: Jika Nekat Demo, Militer Myanmar Ancam Demonstran Hukuman 20 Tahun Penjara

Selain itu, sejumlah tokoh dari Partai National League for Democratic (NLD) juga ditahan.

Setelah itu, kekuasaan negara diambil alih panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing dan keadaan darurat selama satu tahun diberlakukan.

Militer Myanmar berulangkali menyerukan adanya kecurangan dalam pemilu Novemer 2020, namun seruan mereka dibanah oleh komisi pemilu dan pemerintah.

Suhu politik Myanmar semakin memanas hingga akhirnya militer mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari dan menahan sejumlah tokoh politik.

Baca juga: Kedubes AS Keluarkan Peringatan agar Warganya di Myanmar Tetap Berlindung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com