Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Investigasi WHO Kisahkan Bagaimana Pakar di China Tolak Serahkan Data Penting

Kompas.com - 13/02/2021, 09:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Menurut pakar peneliti independen untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para ilmuwan China menolak membagikan data mentah yang mungkin bisa memperjelas duduk persoalan akan asal-usul pandemi Covid-19.

Para peneliti independen yang baru-baru ini kembali dari pencarian fakta ke kota Wuhan, China, menceritakan beberapa hal selama investigasi mereka di sana.

Ketidaksepakatan soal catatan pasien dan persoalan lain bisa terbawa begitu tegang dan bahkan kadang memicu konflik dengan para peneliti dari WHO dan China berteriak satu sama lain.

Baca juga: 5 Misteri Virus Corona yang Belum Dipecahkan Tim WHO di China

Dilansir dari The New York Times, peneliti independen WHO mengatakan pada Jumat (12/2/2021) bahwa perlawanan dari pihak China yang terus menerus dalam investigasi membuat mereka sulit mengungkap petunjuk penting yang dapat membantu menghentikan wabah seperti itu di masa mendatang.

Para peneliti WHO itu berada di China selama 27 hari, antara Januari dan Februari 2021. Tim itu terdiri dari 14 pakar dari WHO yang bertugas melacak asal-usul pandemi Covid-19.

Beberapa dari peneliti mengatakan, rekan-rekan dari China frustrasi dengan pertanyaan dan permintaan data yang terus menerus diminta oleh mereka.

Baca juga: Tim WHO Tidak Temukan Asal-usul Virus Corona di Wuhan

Tim itu bahkan didesak oleh pejabat China untuk mengikuti narasi pemerintah Beijing tentang sumber virus.

Termasuk, gagasan bahwa virus mungkin telah menyebar ke China dari luar negeri walau klaim itu belum terbukti.

Menanggapi itu, tim peneliti independen WHO mengatakan bahwa mereka tidak akan membuat penilaian tanpa data.

Baca juga: Tim WHO Akan Paparkan Soal Temuan Mereka tentang Covid-19 di Wuhan

Menurut Dr Thea Kølsen Fischer, seorang epidemiologis yang berada di dalam tim WHO, misi tersebut tampak sangat geopolitis.

"Semua orang tahu seberapa besar tekanan di China agar terbuka pada penyelidikan dan seberapa besar kesalahan yang mungkin terkait dengan hal ini."

Pada akhirnya, tim WHO melakukan kompromi dengagn memuji transparansi pemerintah China namun meminta agar lebih banyak penelitian dilakukan tentang awal-awal wabah di Wuhan pada akhir 2019.

Baca juga: Teliti Asal Usul Covid-19 di Wuhan, Tim WHO Temukan Data yang Belum Pernah Dilihat Sebelumnya

Apakah kompromi itu akan berhasil atau tidak, yang jelas, tim WHO mengatakan bahwa mereka terus mendesak rekan-rekan peneliti mereka di China untuk mendapatkan data mentah dan informasi lainnya.

Meski begitu, tim WHO dikritik karena telah memberikan kemenangan di kubu China pada jumpa pers lalu dengan mendukung gagasan kontroversial bahwa virus mungkin telah menyebar melalui produk makanan beku.

Adapun soal kapan wabah dimulai, tim mengatakan belum menemukan adanya bukti apa pun bahwa wabah dimulai lebih awal dari yang dilaporkan China.

Baca juga: Tim WHO Kunjungi Pasar Seafood Wuhan, Dijaga Ketat dan Tertutup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com