NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Seorang peramal yang ditangkap di Myanmar memicu eskalasi protes usai kudeta militer.
Di tengah maraknya demonstrasi di negara yang bernama lain Burma itu, seorang peramal muda bernama Hein Min Aung ditangkap di kota Okapala Selatan pada Kamis (11/2/2021).
Min Aung ditangkap karena menyalakan lilin dan berdoa di kuil agar diktator gagal memimpin negara itu.
Myanmar Police arrested a fortune-teller because he lighted a candle under his shrine.
FREE OUR LEADERS#Feb12Coup#WhatsHappeningInMyanmar pic.twitter.com/af0OSV7j6X
— EiMyat_emm???? (@EimyatE) February 12, 2021
Baca juga: PBB: Muncul Bukti Foto Aksi Polisi Myanmar Tembaki Demonstran
Videonya menjadi viral di media sosial dengan menunjukkan sosok Min Aung tengah menyalakan lilin dan mendoakan kegagalan kediktatoran militer Myanmar.
Protes di kota berpenduduk terbesar di Myanmar, Yangon, terus meningkat pada Jumat dan menuntut agar polisi membebaskan peramal tersebut.
Walau ada aturan jam malam, ratusan warga tetap berkumpul di depan kantor polisi tempat peramal Min Aung itu ditahan.
This is in South Okkala, Police arrested fortune teller at 1am and Myanmar Citizens are waiting outside of police station to release him. Now, Military and police are arresting all Myanmar Citizens every night who protest them. No one dare to sleep. pic.twitter.com/FEnyeniN5u
— shannylwin (@shannylwin1) February 11, 2021
Baca juga: Junta Militer Myanmar Beri Amnesti kepada 23.000 Tahanan di Hari Spesial Ini
Para demonstran tetap melakukan aksi mereka meski permintaan mereka ditolak polisi.
Seorang pedemo bernama Zar Zar mengatakan bahwa para pedemo masih memprotes kepada polisi.
“Penangkapan itu tidak sesuai dengan hukum yang ada. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," terangnya kepada kantor berita Turki Anadolu melalui telepon.
Baca juga: Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Protes itu telah menarik ratusan orang dan dia memperkirakan bahwa setidaknya 300 orang masih melakukan demonstrasi pada pukul 8 malam waktu setempat.
Menurut salah satu relawan yang memberikan layanan medis kepada para demonstran, protes-protes itu tampaknya akan berlangsung semalaman.
"Kami sendiri juga sudah di sini sejak dini hari, dan kami akan terus berdiri di sini selama mereka ada di sini," ungkap relawan anonim itu dikutip Anadolu.
Protes anti-kudeta militer skala besar terus berlanjut selama tujuh hari berturut-turut pada Jumat, setelah Myanmar diambil alih oleh militer dan menahan pemimpin sipil mereka, Aung San Suu Kyi.
Baca juga: Jenderal Penguasa Myanmar Habis Kesabaran, Ancam Demonstran dengan Tindakan Efektif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.