Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Peramal yang Berdoa Ditangkap, Demo di Myanmar Kian Meningkat

Kompas.com - 13/02/2021, 06:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Seorang peramal yang ditangkap di Myanmar memicu eskalasi protes usai kudeta militer.

Di tengah maraknya demonstrasi di negara yang bernama lain Burma itu, seorang peramal muda bernama Hein Min Aung ditangkap di kota Okapala Selatan pada Kamis (11/2/2021).

Min Aung ditangkap karena menyalakan lilin dan berdoa di kuil agar diktator gagal memimpin negara itu. 

Baca juga: PBB: Muncul Bukti Foto Aksi Polisi Myanmar Tembaki Demonstran

Videonya menjadi viral di media sosial dengan menunjukkan sosok Min Aung tengah menyalakan lilin dan mendoakan kegagalan kediktatoran militer Myanmar.

Protes di kota berpenduduk terbesar di Myanmar, Yangon, terus meningkat pada Jumat dan menuntut agar polisi membebaskan peramal tersebut.

Walau ada aturan jam malam, ratusan warga tetap berkumpul di depan kantor polisi tempat peramal Min Aung itu ditahan.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Beri Amnesti kepada 23.000 Tahanan di Hari Spesial Ini

Para demonstran tetap melakukan aksi mereka meski permintaan mereka ditolak polisi.

Seorang pedemo bernama Zar Zar mengatakan bahwa para pedemo masih memprotes kepada polisi.

“Penangkapan itu tidak sesuai dengan hukum yang ada. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," terangnya kepada kantor berita Turki Anadolu melalui telepon.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Protes itu telah menarik ratusan orang dan dia memperkirakan bahwa setidaknya 300 orang masih melakukan demonstrasi pada pukul 8 malam waktu setempat.

Menurut salah satu relawan yang memberikan layanan medis kepada para demonstran, protes-protes itu tampaknya akan berlangsung semalaman.

"Kami sendiri juga sudah di sini sejak dini hari, dan kami akan terus berdiri di sini selama mereka ada di sini," ungkap relawan anonim itu dikutip Anadolu.

Protes anti-kudeta militer skala besar terus berlanjut selama tujuh hari berturut-turut pada Jumat, setelah Myanmar diambil alih oleh militer dan menahan pemimpin sipil mereka, Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Jenderal Penguasa Myanmar Habis Kesabaran, Ancam Demonstran dengan Tindakan Efektif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com