Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Geram, Pemerintah Biden Rencana Dahulukan Vaksin Covid-19 bagi Teroris 9/11 dan Bom Bali di Guantanamo

Kompas.com - 30/01/2021, 17:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapat kritik keras terkait distribusi vaksin covid-19 yang kini ditangani pemerintahannya.

Kemarahan terutama muncul setelah terungkap bahwa vaksin Covid-19 akan ditawarkan kepada tahanan Teluk Guantanamo (Gitmo).

Rencana yang akan dilakukan pada awal minggu depan itu akan mencakup sejumlah terduga teroris Al Qaeda dan dalang 9/11, Khalid Sheikh Mohammed.

Jaksa Clayton Trivett Jr, yang memimpin kasus terhadap lima teroris di balik serangan 11 September, mengungkapkan kabar itu dalam sebuah surat kepada pengacara pembela pada Kamis (28/1/2021).

"Seorang pejabat di Pentagon baru saja menandatangani sebuah memo yang menyetujui pengiriman vaksin Covid-19 ke populasi tahanan Guantánamo," tulisnya menurut New York Times.

Trivett Jr mengatakan, kamp penahanan AS itu menampung 40 tahanan. Semuanya dapat menerima vaksin pertama mereka paling cepat pada Senin (1/2/2021) jika mereka mau.

Daily Mail pada Sabtu (30/1/2021) melaporkan upaya vaksinasi dimaksudkan agar proses hukum bagi narapidana bisa segera dilanjutkan.

Akibat pandemi, beberapa pelaksanaan hukuman mengalami penundaan, tidak terkecuali bagi terduga teroris Al Qaeda dan dalang 9/11, Khalid Sheikh Mohammed.

Namun, berita tersebut memicu kemarahan dari politisi dan responden 9/11. Mereka mengecam keputusan pemerintah mendahulukan vaksinasi teroris dari pada kepada warga AS sendiri.

Pentagon mengonfirmasi tertuduh dalang 9/11, Khalid Sheikh Mohammed termasuk dalam narapidana yang akan menerima vaksin Covid-19 di Teluk Guantanamo.AFP PHOTO Pentagon mengonfirmasi tertuduh dalang 9/11, Khalid Sheikh Mohammed termasuk dalam narapidana yang akan menerima vaksin Covid-19 di Teluk Guantanamo.

Baca juga: Narapidana Diduga Terjangkit Covid-19, Penjara Ramon di Israel Ditutup

Rencana vaksinasi itu dilakukan di tengah kekurangan dosis yang telah menghambat upaya inokulasi di seluruh AS. Baru sekitar 26 juta orang AS yang telah divaksinasi sejauh ini.

Tom Von Essen, yang menjadi Komisaris Pemadam Kebakaran kota selama 9/11, meminta pemerintah tidak main-main dalam hal ini.

Menurutnya, pemerintah konyol jika memberikan vaksin kepada orang-orang tidak berprikemanusiaan di Teluk Guantanamo terlebih dulu, sebelum setiap penduduk Amerika Serikat mendapatkannya.

“Ini benar-benar gila,'' kata Von Essen kepada New York Post.

John Feal, pengawas pembongkaran di tumpukan Ground Zero, juga menyampaikan kritik pada pemerintah. Baginya, fakta bahwa komunitas 9/11 tidak bisa mendapatkan vaksin, sedangkan teroris didahulukan menunjukkan betapa terbelakangnya pemerintah AS saat ini.

“Itu hal paling menggelikan yang pernah saya dengar. Itu merupakan penghinaan bagi orang-orang yang berlari ke menara dan terbunuh dan mereka yang bekerja di tumpukan selama berbulan-bulan dan sakit.”

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com