KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, listrik yang dikonsumsi warga Uni Eropa lebih banyak berasal dari energi terbarukan daripada energi fosil pada 2020.
Laporan tersebut diterbitkan oleh Ember and Agora Energiewende sebagaimana dilansir dari CNN, Sabtu (24/1/2021).
Pada 2020, energi terbarukan memproduksi listrik sebanyak 38 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa. Sementara itu, energi fosil berkontribusi sebesar 37 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa.
Pergeseran tersebut terjadi karena sumber energi terbarukan seperti angin atau pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan matahari atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah meningkat di Uni Eropa.
Baca juga: Inspirasi Energi: 7 Kendaraan Alternatif Pengganti Mobil Ber-BBM
PLTB dan PLTS meningkat hampir dua kali lipat sejak 2015. Bahkan pada 2020, kapasitas terpasang kedua pembangkit tersebut berkontribusi sebanyak seperlima dari seluruh pembangkit listrik negara anggota Uni Eropa.
Itu juga alasan mengapa energi dari batubara atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara turun 20 persen tahun lalu.
Analis ketenagalistrikan senior dari Ember and Agora Energiewende sekaligus penulis utama laporan tersebut, Dave Jones, mengatakan pertumbuhan PLTB dan PLTS di Eropa meningkat dengan pesat.
"Pertumbuhan pesat PLTB dan PLTS telah memaksa dan membuat PLTU batubara menurun, tetapi ini baru permulaan," kata Jones.
Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Konsumsi dan Harga Minyak Bumi pada 2021?
Jones menambahkan, Eropa sangat mengandalkan energi angin dan energi matahari untuk menggantikan PLTU batubara yang rencananya akan dihapuskan pada 2030.
Selain itu, Eropa juga mengandalkan dua sumber energi terbarukan itu untuk menggantikan PLTU gas dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang beberapa telah ditutup.
“Dan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat dari mobil listrik, pompa panas (untuk penghangat ruangan), dan elektroliser (untuk hidrogen)," sambung Jones.
Di sisi lain, penerapan lockdown akibat pandemi virus corona pada 2020 juga membuat berkurangnya permintaan listrik di seluruh dunia.
Baca juga: Inspirasi Energi: Kenapa Harga Mobil Listrik Mahal? Ini Alasannya
Konsumsi listrik di Eropa turun 4 persen pada 2020, menurut laporan tersebut. Kendati demikian, laporan itu menambahkan Covid-19 tidak berpengaruh pada pertumbuhan sumber energi terbarukan.
Sejak 2015, Ember and Agora Energiewende mencatat emisi yang dihasilkan dari pembangkitan listrik di Eropa turun cukup dratis dan menjadi 29 persen lebih bersih.
Pencapaian tersebut mengikuti komitmen dari para pemimpin Uni Eropa pada Desember 2020 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 55 persen dari tingkat tahun 1990 pada 2030.