Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Tahun Bersejarah, Listrik Energi Terbarukan di Uni Eropa Kalahkan Batubara

Kompas.com - 25/01/2021, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, listrik yang dikonsumsi warga Uni Eropa lebih banyak berasal dari energi terbarukan daripada energi fosil pada 2020.

Laporan tersebut diterbitkan oleh Ember and Agora Energiewende sebagaimana dilansir dari CNN, Sabtu (24/1/2021).

Pada 2020, energi terbarukan memproduksi listrik sebanyak 38 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa. Sementara itu, energi fosil berkontribusi sebesar 37 persen dari total produksi listrik di seluruh eropa.

Pergeseran tersebut terjadi karena sumber energi terbarukan seperti angin atau pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan matahari atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah meningkat di Uni Eropa.

Baca juga: Inspirasi Energi: 7 Kendaraan Alternatif Pengganti Mobil Ber-BBM

PLTB dan PLTS meningkat hampir dua kali lipat sejak 2015. Bahkan pada 2020, kapasitas terpasang kedua pembangkit tersebut berkontribusi sebanyak seperlima dari seluruh pembangkit listrik negara anggota Uni Eropa.

Itu juga alasan mengapa energi dari batubara atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara turun 20 persen tahun lalu.

Analis ketenagalistrikan senior dari Ember and Agora Energiewende sekaligus penulis utama laporan tersebut, Dave Jones, mengatakan pertumbuhan PLTB dan PLTS di Eropa meningkat dengan pesat.

"Pertumbuhan pesat PLTB dan PLTS telah memaksa dan membuat PLTU batubara menurun, tetapi ini baru permulaan," kata Jones.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Konsumsi dan Harga Minyak Bumi pada 2021?

Jones menambahkan, Eropa sangat mengandalkan energi angin dan energi matahari untuk menggantikan PLTU batubara yang rencananya akan dihapuskan pada 2030.

Selain itu, Eropa juga mengandalkan dua sumber energi terbarukan itu untuk menggantikan PLTU gas dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang beberapa telah ditutup.

“Dan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat dari mobil listrik, pompa panas (untuk penghangat ruangan), dan elektroliser (untuk hidrogen)," sambung Jones.

Di sisi lain, penerapan lockdown akibat pandemi virus corona pada 2020 juga membuat berkurangnya permintaan listrik di seluruh dunia.

Baca juga: Inspirasi Energi: Kenapa Harga Mobil Listrik Mahal? Ini Alasannya

Konsumsi listrik di Eropa turun 4 persen pada 2020, menurut laporan tersebut. Kendati demikian, laporan itu menambahkan Covid-19 tidak berpengaruh pada pertumbuhan sumber energi terbarukan.

Sejak 2015, Ember and Agora Energiewende mencatat emisi yang dihasilkan dari pembangkitan listrik di Eropa turun cukup dratis dan menjadi 29 persen lebih bersih.

Pencapaian tersebut mengikuti komitmen dari para pemimpin Uni Eropa pada Desember 2020 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 55 persen dari tingkat tahun 1990 pada 2030.

Direktur Agora Energiewende, Patrick Graichen, mengatakan pemulihan ekonomi pasca-pandemi tidak boleh memperlambat aksi iklim.

"Karena itu kami membutuhkan kebijakan iklim yang kuat, seperti dalam Kesepakatan Hijau, untuk memastikan kemajuan yang stabil,” ujar Graichen dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Laut, Sumber Energi Terbarukan yang Terus Diteliti

Ilustrasi panel surya.SHUTTERSTOCK/FOXBAT Ilustrasi panel surya.

Perusahaan minyak

Sebelumnya, perusahaan minyak asal Eropa seperti British Petroleum (BP), Royal Dutch Shell, dan lain-lain berencana memangkas emisi secara tajam dan berinvestasi besar-besaran di sektor energi terbarukan.

Dilansir dari New York Times, para pemimpin negara di Eropa menjadikan penanganan perubahan iklim menjadi prioritas utama.

BP adalah pembawa standar strategi hurry-up and change. Perusahaan ini telah mengumumkan bahwa 10 tahun ke depan, perusahaan akan meningkatkan investasi dalam bisnis rendah emisi hingga sepuluh kali lipat.

Royal Dutch Shell, Eni dari Italia, Total dari Perancis, Repsol dari Spanyol dan Equinor dari Norwegia juga menetapkan target serupa. Beberapa dari perusahaan tersebut telah memotong dividennya untuk berinvestasi di energi baru.

Baca juga: Inspirasi Energi: Energi Arus Laut yang Kurang Dikembangkan

Pada September 2020, BP dan Equinor mengumumkan kemitraan untuk membangun dan mengoperasikan proyek PLTB di sepanjang pantai New York dan Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

BP sebenarnya telah mencoba transisi pada akhir 1990-an dan awal 2000-an di bawah kepemimpinan John Browne, yang saat itu menjabat sebagai kepala eksekutif.

Namun hasil keuangan dari energi terbarukan mengecewakan, dan perusahaan itu akhirnya mencabut julukan "Beyond Petroleum".

Dalam sebuah wawancara Browne mengatakan langkah BP untuk kali ini akan berbeda. Dia menambahkan bahwa Perjanjian Paris adalah titik balik dan ekonomi energi terbarukan telah membaik.

“Ada lebih banyak suara sekarang,” kata Browne.

Baca juga: Inspirasi Energi: Mengenal Energi Ombak Laut yang Potensial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com