Satu dekade setelah revolusi, banyak orang Tunisia semakin marah dengan layanan publik yang buruk dan kelas politik yang berulang kali terbukti tidak mampu memerintah secara koheren.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan di Gereja Perancis: Pria Tunisia Berusia 21 Tahun
PDB menyusut sembilan persen tahun lalu, harga konsumen telah melonjak dan sepertiga dari generasi mudanya menganggur.
Sektor pariwisata utama, yang sudah bertekuk lutut setelah serangkaian serangan ekstremis yang mematikan pada 2015, telah mendapat pukulan telak akibat pandemi.
Tunisia telah mendaftarkan lebih dari 177.000 kasus virus corona, termasuk lebih dari 5.600 kematian akibat penyakit tersebut.
Krisis kesehatan dan kesengsaraan ekonomi yang terjadi telah mendorong semakin banyak orang Tunisia berusaha meninggalkan negara itu.
Di Ettadhamen pada Minggu malam, pelayan Abdelmoneim dengan gugup menarik sebatang rokok ketika para pemuda melawan polisi di dekatnya.
"Saya tidak melihat adanya masa depan di sini," kata pria itu.
Dia mengatakan bahwa dia bertekad untuk naik perahu menyeberangi Mediterania ke Eropa "secepat mungkin, dan tidak pernah kembali ke tempat yang menyedihkan ini".
Baca juga: Pakar Herbal di Tunisia Untung Sebab Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.