Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Herbal di Tunisia Untung Sebab Virus Corona

Kompas.com - 16/03/2020, 14:29 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

 

TUNIS, KOMPAS.com - Sejauh ini memang belum ada obat yang pasti bagi virus corona. Namun di pasar pengobatan herbal di Tunis, ibukota Tunisia, para warganya ramai melakukan konsultasi kepada pakar herbal dan menyetok obat-obatan herbal di rumah mereka.

Seorang warga bernama Baya (43) mengatakan kalau dia khawatir akan nasib ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Dia pergi ke pasar herbal untuk membeli tanaman obat yang mampu meningkatkan imunitas sang ayah.

Di Tunisia sendiri, kasus infeksi virus corona dikonfirmasi sebanyak 20 orang sejak 2 Maret lalu. Belum ada angka kematian sejauh ini, hanya ada 2 pasien kritis yang dikabarkan melalui https://www.worldometers.info/coronavirus/.

Otoritas Tunisia telah melakukan tindakan untuk mencegah penyebaran virus corona. Warganya juga tidak banyak yang keluar di gang-gang kecil kota kuno Medina yang berada di Tunis. Tempat warisan budaya dunia yang banyak didatangi turis.

Baca juga: ISIS Larang Anggotanya ke Eropa untuk Hindari Virus Corona

Namun, di tengah kota kuno, warga Tunisia berbondong-bondong ke Pasar el-Blat dan kios-kios herbal, di mana labu, serbuk dan herbal kering ditumpuk tinggi.

Obat-obatan herbal lokal dan impir secara tradisional dihargai untuk menangkal flu musim dingin yang gejalanya menyerupai virus corona. 

Takutnya warga Tunisia dapat dilihat juga dari berkurangnya pasokan bawang putih meski harganya meningkat sebanyak 25 dinar tunis atau setara dengan Rp 131 ribu per kilogram.

Sementara itu, pelanggan obat herbal lain juga mencari tanaman obat lainnya yang dianggap lebih efektif dan harganya lebih terjangkau.

Seorang farmakologi sekaligus Direktur Umum Kesehatan Tunisia, Hedi Oueslati mengatakan bahwa dirinya bisa memahami kenapa warga Tunisia kembali pada tradisi obat herbal.

Baca juga: 3 Kunci Korea Selatan Berhasil Tangani Virus Corona Lebih Baik dari Negara Lain

 

Namun, dia menegaskan bahwa belum ada obat mau pun tanaman ajaib yang efektif melawan virus corona.

Dia juga melanjutkan, "Kalau kita bicara tentang obat nenek moyang yang tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan masalah saya rasa tidak apa-apa, tapi kita harus hati-hati untuk tidak berobat kepada dukun."

Hedi Oueslati mengatakan hal demikian karena dia tahu beberapa orang mendapat keuntungan dari kecemasan publik untuk menjual ramuan dengan bahan-bahan yang 'tidak diketahui'.

Baca juga: Militer AS Dituduh Bawa Virus Corona ke Wuhan, Dubes China Dipanggil

Transaksi obat herbal di Tunisia

Seorang pelanggan berusia 38 tahun dikisahkan mendatangi toko herbal. Pelanggan itu bertanya, "Obat apa yang dapat kuminum untuk melawan virus corona?"

Pelanggan itu bernama Hanen Oueslati (marganya sama dengan direktur kesehatan namun berbeda orang), dia berdiri di depan toko herbal yang menjual rosemary dan oregano segar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com