BEIJING, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan e-commerce besar China, di antaranya Pinduoduo dan Alibaba Group tengah menjadi sorotan, karena pekerja yang tewas diduga karena kebijakan tak manusiawi di masa pandemi Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 melanda di China, kebutuhan barang makanan dipenuhi oleh pasukan ojek online, meliputi berton-ton sayuran, beras, daging, popok, dan persediaan lainnya.
Apalagi ketika China memberlakukan lockdown di musim dingin, permintan melonjak, membuat ojek online kerja keras, bos-bos perusahaan semakin mendulang untung.
Untuk pekerja kerah putih di industri teknologi, gaji lebih baik dari pada di beberapa industri, tetapi bagi pekerja ojek online harus bekerja 12 jam sehari, bahkan lebih, dengan hasil sering kali tidak sepadan.
Melansir ABC News pada Minggu (17/1/2021), kematian 2 karyawan ojek online makanan Pinduoduo menarik perhatian publik.
Baca juga: Beli Gaun Pernikahan Secara Online, Calon Pengantin Ini Kecele
Kematian mereka menimbulkan dugaan bahwa mereka terlalu banyak bekerja.
Sebagai indikasi keprihatinan tingkat tinggi, Kantor Berita resmi pemerintah, Xinhua menyerukan jam kerja yang lebih pendek.
Digambarkan jam kerja lembur yang panjang dengan mengorbankan kesehatan karyawan sebagai operasi "ilegal".
Kekhawatiran baru atas kondisi kerja yang mengerikan para ojek online juga muncul ketika sebuah video beradar di media sosial China.
Seorang driver ojek online di Ele.me, bagian dari raksasa e-commerce Alibaba Group, membakar dirinya sendiri karena menuntut gaji yang belum dibayarkan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan