Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Perancis yang Dihukum karena Ritual Perploncoan Mematikan

Kompas.com - 14/01/2021, 18:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Pengadilan Perancis pada Kamis (14/1/2021) memberikan penangguhan hukuman penjara terhadap 3 tentara yang dihukum atas kematian seorang perwira yang tenggelam dalam ritual perpeloncoan di akademi militer paling bergengsi di seluruh negeri.

Jallah Hami (24 tahun) tenggelam semalaman pada 29 Oktober 2012 ketika melintasi rawa sebagai bagian dari latihan untuk mengajarkan tardisi sekolah perwira Saint-Cyr kepada anggota baru.

Sebanyak tujuh tentara, termasuk seorang jenderal, diadili dalam kasus tersebut.

Pengadilan di Rennes, sebuah kota di wilayah Brittany barat Perancis dekat akademi Saint-Cyr, menghukum seorang kapten tentara, seorang komandan, dan seorang tentara yang telah meninggalkan militer dengan masa penangguhan antara 6 dan 8 bulan.

Baca juga: Bobol Fasilitas Latihan Militer Korsel, Pembelot Coba Kembali ke Korut

Empat terdakwa lainnya, termasuk jenderal yang bertanggung jawab atas pelatihan militer di Saint-Cyr pada saat itu, dibebaskan dari dakwaan.

Saudara laki-laki Hami, Rachid, yang menuduh siswa kelas dua di balik ritual perpeloncoan mengamuk, bereaksi marah atas putusan penangguhan hukuman itu.

"Kamu mengkhianati adikku sekali lagi," kata Rachid seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (14/1/2021). 

Pada malam kematian Hami, anggota baru disuruh berenang melintasi rawa sejauh 43 meter yang terbebani oleh helm mereka dalam air 9 derajat Celcius.

Baca juga: Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer

Latihan itu dimaksudkan untuk mensimulasikan pendaratan di pantai.

Untuk alunan lagu Wagner "Ride of the Valkyries", yang terkenal digunakan dalam film perang "Apocalypse Now", para calon prajurit melompat ke air dingin.

Beberapa dengan cepat meronta dan jatuh, terengah-engah dan memeluk yang lain.

Penyelenggara melemparkan mereka baju pelampung untuk membantu, tetapi sudah terlambat bagi Jallal Hami, yang dilaporkan hilang.

Baca juga: Mesir dan Rusia Akan Gelar Latihan Militer Gabungan di Laut Hitam

Petugas pemadam kebakaran, yang disiagakan satu jam kemudian, menemukan mayatnya pada pukul 02.35 pagi di dekat tepi rawa.

Selama persidangan, jaksa penuntut negara mengecam "kegilaan" dari ritual inisiasi yang dipicu oleh "testosteron yang tidak terkontrol". Selanjutnya, meminta pengadilan untuk memberikan 6 dari terdakwa masa penangguhan hingga 2 tahun.

Namun, jaksa penuntut meminta pembebasan Jenderal Francis Chanson.

Pengacara Chanson, William Pineau, pernah mengatakan bahwa meskipun peristiwa itu "tragis", kliennya tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana "karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapangan".

Baca juga: Tangkal Ancaman China, AS Bersama Jepang dan Perancis Gelar Latihan Militer

Jallal Hami datang ke Perancis pada 1992 bersama ibu dan saudara laki-lakinya untuk melarikan diri dari perang saudara Aljazair.

Selama bertahun-tahun Hami bermimpi untuk diterima di Saint-Cyr, yang didirikan pada 1802 oleh Napoleon Bonaparte.

Hami dilaporkan sebagai anak berprestasi, yang telah memperoleh diploma dari universitas elit Science Po, mampu berbahasa Mandarin dan unggul dalam olah raga, memungkinkan dia untuk masuk ke sekolah perwira secara langsung sebagai peserta pelatihan tahun ketiga.

Baca juga: Kelompok Militan di Jalur Gaza Luncurkan Roket sebagai Latihan Militer Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com