Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ukraina Bersumpah Tuntut Iran di Pengadilan Atas Kecelakaan Pesawat Penumpang

Kompas.com - 09/01/2021, 05:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Pemerintah Ukraina bersumpah pada Jumat (8/1/2021) untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat penumpangnya di Iran yang mengakibatkan ratusan orang tewas.

Melansir AFP pada Jumat (8/1/2021), hal itu disampaikan ketika ratusan orang berkumpul di Keiv berduka mengenang tragedi 1 tahun lalu itu.

Pada 8 Januari 2020, pesawat Ukraine International Airlines (UIA) PS752 jatuh tak lama setelah lepas landas dari ibu kota Teheran. Akibatnya, semua penumpang berjumlah 176 orang tewas, termasuk 55 warga Kanada.

Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Pesawat AU Ukraina Meningkat Jadi 26, 1 Orang Selamat

Tiga hari setelah kecelakaan pesawat Ukraina, Republik Islam mengakui sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.

Lantaran, pasukannya telah melakukan tembakan 2 rudal yang salah sasaran ke arah pesawat penumpang Boeing 737-800, di tengah ketegangan Iran-AS yang meningkat.

Pada Jumat (8/1/2021), kerabat, teman, dan kolega dari awak dan penumpang kecelakaan pesawat Ukraina itu menghadiri upacara di lokasi peringatan untuk para korban, yaitu di tepi sungai Dnipro.

"Saya meyakinkan Anda bahwa kantor kejaksaan dan lembaga penegak hukum Ukraina sedang dan terus melakukan segalanya untuk menegakkan kebenaran dan membawa para pelakunya ke pengadilan," kata wakil jaksa penuntut umum Gyunduz Mamedov kepada kerabat korban selama upacara.

Baca juga: Pesawat AU Ukraina Jatuh, 22 Tewas Termasuk Taruna Militer

Potret para korban ditampilkan di layar besar dan peziarah yang menangis meletakkan bunga di batu bertuliskan "PS 752" dan tanggal jatuhnya pesawat.

"Saya berharap semua ini tidak terjadi," kata German Kozionov, seorang pilot UIA dan teman dari awak pesawat yang bernasib malang itu, kepada AFP.

"Saya masih menganggap mereka masih hidup. Orang baik yang hidup," ungkapnya.

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di Facebook bahwa "kami bergerak menuju" tahap membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan dan mengamankan pembayaran kompensasi.

Baca juga: Ukraina Sebut Iran Menghindar dari Tanggung Jawab Penyelidikan Pesawat yang Ditembak Jatuh

"Kenangan atas kejahatan semacam itu tidak bisa berakhir," tulis Zelensky.

Human Rights Watch mengatakan pada Jumat bahwa otoritas Iran telah gagal melakukan penyelidikan yang transparan dan kredibel terhadap penembakan pesawat UIA PS752.

Ia menambahkan bahwa lebih dari puluhan keluarga korban telah mengatakan kepada pengawas bahwa pihak berwenang Iran telah "mengintimidasi dan melecehkan" mereka untuk menghentikan mereka dalam mencari keadilan di luar penyelidikan resmi.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Desember, meminta Teheran untuk menjawab pertanyaan tentang kecelakaan pesawat Ukraina setelah laporan independen Kanada mengeluh bahwa Iran "menyelidiki dirinya sendiri, sebagian besar secara rahasia".

Baca juga: Fakta Baru, Pilot Pesawat Ukraina Sempat Masih Hidup Usai Dihantam Rudal Iran

Para pejabat Ukraina mengkonfirmasi pekan ini bahwa pada 31 Desember, mereka menerima sebuah "laporan teknis" awal dari Iran mengenai keadaan bencana tersebut.

Para pejabat Ukraina tersebut memiliki waktu 2 bulan untuk meninjau dokumen dan memutuskan apakah mereka puas dengan laporannya.

Sementara itu, Teheran menawarkan untuk memberikan 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar) kepada keluarga masing-masing korban.

Ketua UIA Yevgeny Dykhne pada pekan ini ikut mengkritik tawaran itu, menepisnya sebagai "strategi media yang dirancang untuk menguji reaksi kami".

Baca juga: Insiden Salah Tembak Pesawat Ukraina, Iran Sebut Adanya Human Error

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com