Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Orang Tewas dan Lebih dari 60 Orang Luka-luka dalam Ledakan Jelang Tahun Baru di Yaman

Kompas.com - 31/12/2020, 19:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Semua anggota kabinet baru, termasuk perdana menteri, Maeen Abdulmalik Saeed, dan duta besar Saudi, Mohammed Said al-Jaber, dipindahkan dengan aman ke istana presiden sementara ibu kota, menurut laporan media Saudi.

Belum jelas pihak mana dari yang bertikai di Yaman yang bertanggung jawab atas 2 serangan itu. Salah satu yang bertikai adalah Al-Qaeda.

Tahun lalu pemberontak Houthi menembakkan rudal pada parade militer di Aden.

Puluhan orang tewas dalam serangan itu, yang mengobarkan ketegangan antara pemerintah dan STC, di mana satu sama lain saling tuduh gagal berbagi informasi intelijen.

Houthi juga bertanggung jawab atas serangan rudal di sebuah hotel Aden pada 2015 yang menargetkan perdana menteri saat itu, Khaled Bahah, dan anggota pemerintahannya.

Baca juga: Terjadi Ledakan di Bandara Aden Yaman Setelah Kabinet Baru Pemerintahan Mendarat

Sejak kelompok pemberontak mengambil alih ibu kota Sanaa pada 2014, pemerintah Yaman telah bekerja terutama di pengasingan dari Arab Saudi, tempat pesawat itu terbang pada Rabu.

Menteri Informasi, Moammer al-Eryani, mengklaim dalam sebuah unggahan di Twitter bahwa Houthi berada di balik serangan pada Rabu (30/12/2020).

Sementara dalam pidato yang disiarkan televisi Saeed menyebutnya sebagai "tindakan teroris pengecut", tetapi menahan diri untuk tidak menyalahkan para pemberontak.

"Serangan itu...adalah bagian dari perang yang dilancarkan terhadap negara Yaman dan orang-orang hebat kami, dan itu hanya akan meningkatkan tekad kami untuk...memulihkan negara dan stabilitas," katanya, bersumpah bahwa pemerintah yang berada di Aden untuk tetap tinggal.

Seorang pejabat Houthi, Muhammad al-Bukhaiti, membantah bertanggung jawab dalam komentar yang dibuat untuk televisi Al Jazeera.

Yaman telah terlibat dalam perang saudara yang sengit selama 6 tahun, yang membuat Houthi yang didukung Iran melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi dan UEA serta didukung oleh Inggris dan AS.

Baca juga: Ledakan Nashville: Pacar Tersangka Tahu Bom Dibuat Sejak Tahun Lalu

Konflik tersebut telah menewaskan sekitar 112.000 orang dan menyebabkan kelaparan yang meluas dan wabah penyakit, menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Pertempuran memiliki dimensi baru pada 2017 setelah pembentukan STC, yang didukung oleh Uni Emirat Arab, meskipun ada keberatan dari mitra koalisi di Riyadh.

Pertempuran antara pemerintah dan STC untuk menguasai Yaman selatan telah menjerumuskan Aden khususnya, ke dalam serangan kekerasan yang tak terduga dan upaya PBB yang rumit dalam proses perdamaian secara keseluruhan.

Kabinet pembagian kekuasaan baru diumumkan pada Desember setelah lebih dari setahun negosiasi yang dimediasi oleh Saudi.

Martin Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, mengharapkan “kekuatan kabinet dalam menghadapi tugas-tugas sulit yang akan datang”.

Dia berkata, "Tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima ini adalah pengingat tragis akan pentingnya membawa Yaman segera kembali ke jalan menuju perdamaian."

Baca juga: Main Lempar Granat, 4 Bocah Tewas Kena Ledakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Israel Dilaporkan Telah 8 Kali Menyerang Kelompok Bantuan di Gaza Sejak Oktober

Israel Dilaporkan Telah 8 Kali Menyerang Kelompok Bantuan di Gaza Sejak Oktober

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com