Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belarus dan Argentina Mulai Vaksinasi Covid-19 dengan Sputnik V Produksi Rusia

Kompas.com - 30/12/2020, 10:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

MOSKWA, KOMPAS.com - Belarus dan Argentina mulai menjalankan vaksinasi virus corona massal dengan suntikan vaksin Sputnik V, yang dikembangkan Rusia pada Selasa, (29/12/2020).

Dua negara itu menjadi negara pertama di luar Rusia yang meluncurkan vaksin, yang mendapat kritik karena mendapat persetujuan dengan cepat.

Pengiriman pertama Sputnik V tiba di Belarus, bekas bagian Republik Soviet, pada Selasa dan upaya vaksinasi segera dimulai.

“Tahap baru dimulai di Belarus hari ini dengan vaksinasi massal melawan Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Belarus Dmitry Pinevich dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementeriannya dan otoritas kesehatan Rusia, melansir AP.

Staf medis, guru, dan mereka yang melakukan kontak dengan banyak orang karena pekerjaan mereka, akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksinasi. Dia juga menyatakan vaksinasi sepenuhnya bersifat sukarela.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia Akan Diuji Coba di India

Belarus melakukan uji coba Sputnik V sendiri di antara 100 sukarelawan, dan memberikan persetujuan penggunaannya pada 21 Desember, dua hari sebelum Argentina melakukannya.

Beberapa jam kemudian, kampanye vaksin serupa dimulai di Amerika Selatan. Pekerja medis Argentina mulai menerima vaksin dan para pejabat bersikeras bahwa itu aman.

Presiden Argentina, Alberto Fernández menyebutnya sebagai kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah modern negara itu.

Para guru, mereka yang memiliki kondisi medis yang rumit dan orang-orang yang berusia di atas 60 tahun akan menjadi yang berikutnya di Argentina. “Negeri Tango” sejauh ini telah menerima 300.000 dosis, yang juga akan diberikan gratis dan sukarela.

Argentina, negara berpenduduk 45 juta orang, telah mencatat hampir 1,6 juta infeksi virus corona baru dan hampir 43.000 kematian.

Rusia telah banyak dikritik karena memberikan persetujuan peraturan Sputnik V yang dikembangkan di dalam negeri pada Agustus. Padahal vaksin itu hanya diuji pada beberapa lusin orang.

Sebuah studi lanjutan baru dimulai tak lama setelah vaksin diterima oleh pemerintah Rusia.

Baca juga: Usai Disuntik Vaksin Sputnik V, 3 Petugas Medis Rusia Baru Ketahuan Terinfeksi Covid-19

Otoritas kesehatan Rusia mengatakan penelitian itu sekarang telah mencakup lebih dari 30.0000 orang. Mereka mengklaim data menunjukkan bahwa virus itu 91% efektif.

Jumlah peserta uji Itu masih lebih sedikit daripada yang dikumpulkan pembuat obat Barat selama pengujian akhir, untuk menganalisis seberapa baik kandidat vaksin mereka bekerja. Demografi penting serta detail lain dari penelitian tersebut belum dirilis.

Mantan Menteri Kesehatan Argentina, Adolfo Rubinstein mengeluh bahwa otoritas negaranya telah menyetujui vaksin tersebut berdasarkan "memo yang tidak memiliki data".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com