Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] John Lasseter, Animator Jenius di Balik Karya Disney

Kompas.com - 26/12/2020, 21:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memaksa banyak orang di dunia untuk tetap tinggal di rumah. Nyaris satu tahun penuh, berbagai jenis hiburan pelega penat dari keseharian tidak bisa dengan bebas dinikmati.

Dengan ruang terbatas yang bisa dijajaki tahun ini, layanan streaming sedikit banyak menjadi penyelamat saat kebosanan mulai merasuki.

Film baru penyegar suasana sampai film jadul pembangkit nostalgia banyak tersedia di berbagai layanan streaming favorit.

Bagi keluarga dengan anak-anak di rumah, film animasi mungkin jadi salah satu genre film yang paling sering diputar tahun ini.

Apakah Anda juga menikmati karya dari John Alan Lasseter? Dia dikenal sebagai jenius di balik film-film Pixar dari Toy Story, Inside Out hingga Coco. Dia juga memimpin kebangkitan Walt Disney Animation dengan hit raksasa seperti Frozen.

Baca juga: Akankah Era Film Blockbuster Hollywood Berakhir di Pandemi Covid-19?

Pria asal California itu adalah animator pemenang Academy Award, sutradara dan pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Kreatif di Pixar dan Walt Disney Animation Studios.

Pecinta kartun veteran

John Lasseter tampak seolah-olah dia ditakdirkan untuk mengikuti jejak ibunya yang berprofesi sebagai guru seninya. Ibunya menjadi orang yang selalu mendorongnya berkarier di bidang animasi.

Di masa kecilnya, Lasseter sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggambar dan menonton kartun. Lasseter kecil akan bergegas pulang dari sekolah untuk menonton kartun Chuck Jones di televisi.

Dia memulai pendidikan pasca sekolah menengahnya di Universitas Pepperdine yang bergengsi di Malibu. Tempat itu adalah almamater dari kedua orang tuanya dan saudara kandungnya.

Namun, dia mendengar tentang program baru di Institut Seni California. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Pepperdine, untuk mengikuti mimpinya menjadi seorang animator.

Baca juga: Kartun Ini Mengandung Konten Rasis, Disney Keluarkan Pesan Peringatan dalam Film

Pada 1975, dia mendaftar sebagai siswa kedua di kursus animasi baru di Institut Seni California. Lasseter diajar oleh tiga anggota Disney's Nine Old Men, yaitu Eric Larson, Frank Thomas dan Ollie Johnston.

Teman sekelasnya termasuk Brad Bird, John Musker, Henry Selick dan Tim Burton. Mereka kini juga merupakan memiliki peran besar dalam industri film animasi saat ini.

Setelah lulus, Lasseter bergabung dengan The Walt Disney Company. Awalnya dia hanyalah nakhoda Jungle Cruise di Disneyland di Anaheim, California.

Lasseter kemudian memperoleh pekerjaan sebagai animator tingkat rendah di Walt Disney Feature Animation. Dia bekerja di belakang layar pada film dan acara spesial, seperti The Fox and the Hound (1981) dan Mickey's Christmas Carol (1983).

Inovasi film animasi

Pada 1980 atau 1981, dia secara tidak sengaja menemukan beberapa kaset video dari salah satu konferensi komputer grafis terbaru. Dari situ ia memahami beberapa permulaan dari teknologi animasi komputer yang mulai berkembang.

Baca juga: Novel Karya Penulis Indonesia Diadaptasi Jadi Film oleh Netflix

Temuan itu mengilhami karya film animasi yang ingin dibuatnya ke depan. Masalahnya, Lasseter merasa kurang puas dengan produksi 101 Dalmatians Disney.

Film itu menurutnya menunjukkan bahwa studio tersebut tidak berkembang. Disney saat itu bahkan baginya nyaris mati, karena hanya mengulang karya sendiri, tanpa menambahkan ide atau inovasi baru.

Potensi besar dari teknologi komputer dalam animasi, baru dia lihat saat menonton pembuatan awal film Tron. Film produksi Jerry Rees dan Bill Kroyer itu, menampilkan citra gambar yang canggih menggunakan grafis komputer.

Hingga saat itu, studio produksi animasi hanya menggunakan beberapa varian kamera untuk menambah kedalaman animasi. Lasseter kemudian sadar komputer dapat digunakan untuk membuat film dengan latar belakang tiga dimensi.

Dengan teknologi itu, karakter animasi tradisional dapat berinteraksi untuk menambahkan kedalaman visual baru. Hal itu belum pernah dipahami sebelumnya.

Antusiasme John terhadap bidang baru animasi komputer, membuatnya mulai mengadaptasi computer generated imagery (CGI). Bersama rekannya, Glen Keane, Lasseter mulai membuat film animasi menggunakan latar animasi komputer.

Baca juga: Kisah Perang: 10 Film yang Jadi Senjata Propaganda, Sudah Nonton?

Uji coba awal dilakukan melalui proyek film pendek “Where The Wild Things Are.” Setelah sukses, metode yang sama mulai digunakan dalam film "The Great Mouse Detective,” film adaptasi dari buku Thomas Disch, "The Brave Little Toaster." 

Akan tetapi, investasi besar diperlukan untuk menggabungkan animasi tradisional dan animasi komputer. Akhirnya proyek itu dibatalkan oleh Pimpinan Disney Studio saat itu. Lasseter pun dipecat dari studio animasi yang membesarkannya itu.

Lucasfilm atau Pixar

Untungnya saat mulai berinovasi dalam proyek terakhir itu, Lasseter berkenalan dengan beberapa orang dari industri komputer. Di antaranya Alvy Ray Smith dan Ed Catmull dari Grup Grafis Komputer Lucasfilm.

Setelah dipecat, Lasseter mengunjungi konferensi grafis komputer di Queen Mary di Long Beach, di mana dia bertemu dan berbicara dengan Catmull lagi.

Lasseter membuat kesepakatan untuk bekerja sebagai "desainer independen" dengan Catmull dan rekan-rekannya. Proyek awal ini menghasilkan film pendek animasi komputer pertama mereka, “The Adventures of André dan Wally B.”

Baca juga: Film Mulan Dikecam, Ini Pembelaan Kemenlu China

Proyek itu berkembang jauh dari yang dibayangkan Lasseter. Ide aslinya adalah membuat hanya latar belakang pada komputer. Tetapi pada akhirnya semuanya adalah animasi komputer, termasuk karakter.

Setelah film CGI pendek ini keterlibatannya di Lucasfilm semakin banyak. Segalanya terus berkembang hingga menjadi Toy Story, film fitur animasi komputer pertama.

Lucasfilm Computer Graphics diakuisisi oleh Steve Jobs pada tahun 1986, dan menjadi Pixar. Lasseter mengawasi semua film Pixar dan proyek terkait sebagai produser eksekutif. Dia juga secara pribadi mengarahkan Toy Story, A Bug's Life, Toy Story 2, dan Cars.

Dia telah memenangkan dua Academy Awards, untuk Film Pendek Animasi (Tin Toy), serta Penghargaan Prestasi Khusus (Toy Story).

Toy Story meraup pendapatan kotor lebih dari 300 juta dollar (Rp 4,2 triliun) di seluruh dunia. Capaian itu langsung menjadikan Pixar pemain besar dalam bidang animasi. John Lasseter pun disebut menjadi pelopor dalam genre tersebut.

Baca juga: Film Mulan Syuting di Provinsi Xinjiang, Disney Dikecam

Penggemar NASCAR ini, juga telah dinominasikan pada empat kesempatan lainnya. Yaitu dalam kategori Fitur Animasi, untuk Cars (2006) dan Monsters, Inc. (2001), dalam kategori Skenario Asli untuk Toy Story (1995) dan dalam kategori Animasi Pendek untuk Luxo Jr. (1986).

Sedangkan Knick Knack (1989), dipilih oleh Terry Gilliam sebagai salah satu dari sepuluh film animasi terbaik sepanjang masa.

Kembali ke Disney

Disney membeli Pixar pada April 2006. Lasseter kemudian ditunjuk sebagai Kepala Bagian Kreatif Studio Animasi Pixar dan Disney.

Dia juga ditunjuk sebagai penasihat kreatif utama di Walt Disney Imagineering. Tugas utamanya, membantu merancang atraksi untuk taman hiburan Disney. Dia melapor langsung kepada Presiden dan CEO Disney, Bob Iger.

Pada Desember 2006, Lasseter mengumumkan bahwa Disney akan mulai memproduksi animasi pendek yang akan dirilis secara teatrikal sekali lagi.

Cara itu dipilih untuk melatih dan menemukan bakat baru di perusahaan, serta menjadi tempat pengujian untuk teknik dan ide baru. Animasi pendek akan dibuat dalam 2D, CGI atau kombinasi keduanya.

Baca juga: Artis Asal China Siapkan Film Coronation, Tentang Pandemi Covid-19 di Wuhan

Ironisnya, pada 2017 skandal besar melibatkan John Lasseter terbuka ke publik. Chief creative officer dari Walt Disney Animation Studios dan Pixar itu, diduga memiliki sejarah panjang perilaku misoginis dan toksik, terhadap karyawannya (kebanyakan wanita).

Pada tahun berikutnya, Disney memecatnya dengan kedok pengunduran diri. Menurut artikel baru-baru ini di Vulture, kehidupan di perusahaan itu telah berubah sekarang tanpa kehadirannya.

Akan tetapi pada 2019, pria berusia 63 tahun itu, kembali lagi ke dunia hiburan. Dia mendapat posisi baru sebagai pemimpin cabang animasi Skydance Media.

CEO Skydance, David Ellison mengatakan bahwa perusahaan tidak mengambil keputusan ini dengan enteng.

"John telah mengakui dan meminta maaf atas kesalahannya. Selama setahun terakhir jauh dari tempat kerja, dia telah berusaha mengatasi dan memperbarui diri," kata Ellison.

Lasseter mengatakan dia menghabiskan tahun lalu jauh dari industri melakukan refleksi mendalam. Dia belajar bagaimana tindakan, yang menurutnya tidak dilakukan dengan sengaja, membuat rekan kerja tidak nyaman.

Baca juga: Karena Nama Bos Mafia di Film John Wick, Polisi Italia Gagalkan Penyelundupan Kokain

Ayah lima orang anak itu mengaku menyesali perbutanannya dan minta maaf.

“Saya teguh dalam komitmen saya untuk membangun studio animasi dengan landasan kualitas, keamanan, kepercayaan dan saling menghormati,” ujarnya.

Meski demikian, kembalinya ke Lasseter di industri animasi banyak menuai kritik dari sejumlah pekerja dalam industri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com