Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[VIDEO] Momen Terduga Agen Rahasia Rusia Ini Tutup Pintu Saat Didatangi Jurnalis CNN

Kompas.com - 16/12/2020, 14:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Inilah momen saat terduga agen rahasia Rusia menutup pintunya setelah dikonfrontasi oleh jurnalis dari kantor berita Amerika Serikat (AS), CNN.

Pria yang diyakini anggota Badan Keamanan Federal Rusia (FSB)  itu menolak memberi komentar atas hasil penyelidikan penggunaan senjata kimia kepada pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny.

Melansir Daily Mail pada Selasa (15/12/2020), pria yang bernama Oleg Tayakin itu adalah salah satu agen FSB yang disebutkan dalam penyelidikan besar percobaan pembunuhan lawan politik Presiden Rusia Vladimir Putin.

CNN melacak Tayakin ke rumahnya di dekat Moskwa. Pria berusia 40 tahun ini secara singkat menunjukkan wajahnya. Tapi kemudian reaksinya berubah saat nama Navalny disebut.

"Bolehkah saya mengajukan beberapa pertanyaan? Apakah tim Anda yang meracuni Navalny?," tanya reporter CNN Clarissa Ward.

Tidak memberikan jawaban, Tayakin langsung membanting pintu di depan wajah reporter yang mencoba mengklarifikasi klaim temuan investigasi CNN sebelumnya.

Baca juga: Begini Cara Tim Investigasi Lacak Keterlibatan FSB Rusia yang Lukai Alexey Navalny, Lawan Politik Putin

Hasil investigasi mengklaim bahwa Tayakin adalah bagian dari unit senjata kimia rahasia FSB. Unit ini sudah membuntuti Navalny selama tiga tahun, sebelum dia diracuni dengan Novichok di Siberia musim panas lalu.

Tayakin bekerja di markas besar unit di Moskwa. Ia disebut juga memata-matai ajudan Navalny, Maria Pevchikh. Tepatnya ketika dia berangkat dalam perjalanan sebelum insiden keracunan terjadinya.

Kremlin yang menjadi pusat pemerintahan Rusia, selalu membantah terlibat dalam kasus keracunan Navalny.

Pemerintah Rusia blokir informasi

Tetapi pada saat ini, media pemerintah "Negeri Beruang Merah" belum memberi ulasan apa pun setelah dugaan regu pembunuh FSB dibuka kedoknya.

Tetapi politisi terkemuka Kseniya Sobchak, yang statusnya disebut putri baptis Presiden Vladimir Putin, memuji pengungkapan itu sebagai pekerjaan investigasi yang benar-benar brilian.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Yakin Putin Tahu Operasi Meracuninya

"Saya bukan penggemar Alexey, tapi ini adalah karya investigasi yang sangat brilian," tulisnya dalam sebuah unggahan sosial media. Pendapatnya tidak akan berubah meski intelijen Barat berada di balik pengungkapan yang menakjubkan itu.

Sobchak, (38 tahun) adalah seorang pembawa acara TV. Keluarganya memiliki hubungan dekat dengan Putin. Ayahnya bahkan disebut sebagai mentor presiden Rusia itu.

Dia dikatakan mendapatkan perlindungan untuk berbicara karena ayahnya, mantan wali kota St Petersburg, membantu menaikkan karier kepresidenan Putin.

Sobchak memerkirakan akan ada keheningan total tentang penyelidikan Navalny di saluran televisi federal.

Sejak tadi malam atau awal hari ini, saluran televisi besar di Rusia tidak meliput tuduhan serangan senjata kimia terhadap seorang politisi anti-Putin terkemuka yang disebut diilhami Kremlin.

Baca juga: Mata-mata Rusia Sudah Lama Buntuti Pimpinan Oposisi Alexey Navalny Sebelum Diracun

Laporan tersebut mengklaim bahwa FSB - penerus KGB - membuntuti kritikus Putin, Navalny. Hal itu dilakukan selama tiga tahun sebelum meracuninya dengan novichok pada Agustus.

Unit itu berisi ahli senjata kimia, dokter dan agen rahasia dengan keahlian dalam operasi khusus, menurut situs investigasi Bellingcat.

Juru bicara Putin Dmitry Peskov dilaporkan telah membatalkan briefing hariannya dengan wartawan sampai hari ini.

Beberapa media melaporkan itu dilakukan untuk persiapan konferensi pers tahunan maraton Putin yang akan dilakukan pada 17 Desember.

Outlet media independen dan oposisi menyebutkan tuduhan keterlibatan agen FSB dalam serangan itu. Namun salah satu sumber media mengatakan "Mereka sedang menunggu perintah tentang bagaimana melaporkan hal tersebut."

Para pengamat mencatat kebungkaman media atas klaim Bellingcat merupakan salah satu bentuk propaganda yang biasa dilakukan Kremlin.

"Sepertinya (departemen) propaganda tidak tahu harus berkata apa," kata outlet berita liberal Republik.

Baca juga: Mengaku Pencipta Racun Novichok, Ilmuwan Ini Minta Maaf ke Navalny

Para komentator pro-Putin begitu terpukul oleh betapa meyakinkan materi dalam investigasi tersebut, sehingga mereka tidak dapat menanggapi dengan baik.

Sementara Sobchak kembali ulang komentar lain soal berita ini. Dia menyebut mereka, yang namanya disebutkan dalam berkas Bellingcat dan berusaha meracuni Navalny, dengan label "pembunuh".

Agen FBS dikatakan telah mengawasi Navalny dalam setidaknya 37 perjalanan sebelum akhirnya diracun dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow pada bulan Agustus.

Mereka akan mengambil penerbangan atau kereta paralel, bepergian berpasangan atau bertiga, menggabungkan tim agar tidak terlihat dan sering menggunakan samaran, klaim laporan itu.

Rantai komando mengarah ke puncak FSB dan akhirnya ke Putin.

Navalny (44 tahun) pemimpin oposisi Partai Kemajuan, jatuh sakit setelah ia terkena racun saraf yang juga digunakan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Wiltshire, pada 2018.

Tadi malam Navalny berkata: "Kasus ditutup. Saya tahu siapa yang mencoba membunuh saya. Saya tahu dimana mereka tinggal. Saya tahu di mana mereka bekerja. Saya tahu nama asli mereka. Saya tahu nama palsu mereka. Saya punya foto mereka."

Baca juga: Selain Alexei Navalny, Berikut Kasus Lain yang Melibatkan Racun Saraf Novichok

Aktivis anti-korupsi dan ayah dua anak itu mengatakan dia yakin Putin memerintahkan operasi itu setelah dia mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden Rusia.

"Kami sekarang memiliki penjahat, penyebabnya, pembunuh dan senjata pembunuhan," tambahnya.

Navalny akan membuat permintaan formal untuk penyelidikan keracunannya oleh Komite Investigasi Rusia.

Kremlin telah membantah keterlibatan Putin dan menyarankan agar Navalny bekerja dengan CIA di Amerika Serikat (AS).

Bellingcat menunjuk tiga petugas FSB yang membuntuti Navalny saat dia melakukan perjalanan dari Moskow ke Siberia pada Agustus. Ada juga lima agen lainnya yang terlibat dalam operasi tersebut.

Mereka termasuk Alexey Alexandrov, seorang dokter militer (39 tahun); Ivan Osipov, juga seorang dokter medis dengan pelatihan; dan Vladimir Panyaev, yang menyamar sebagai penjual lampu dan tinggal di gedung Navalny sampai terjadinya insiden keracunan.

Panyaev, 40, sebenarnya bekerja di Institut Kriminalistik FSB, juga dikenal sebagai fakultas racun.

Baca juga: Rusia Bungkam soal Keracunan Navalny, Sanksi dari Uni Eropa Menanti

Bellingcat, yang bekerja dengan CNN di AS, Der Spiegel di Jerman dan The Insider di Rusia, mengatakan, pihaknya menggunakan catatan telekomunikasi dan data perjalanan, termasuk manifes penerbangan, untuk melacak pergerakan agen.

Tim yang sama mungkin telah melakukan upaya pembunuhan sebelumnya pada Juli. Yaitu ketika istri Navalny, Yulia, jatuh sakit dalam perjalanan bersamanya ke Kaliningrad.

Navalny mengatakan dia bisa saja diracuni oleh koktail di bar hotelnya di kota Tomsk di Siberia, malam sebelum penerbangannya kembali ke Moskow.

Saat itu dia meminta Bloody Mary tetapi diberitahu bahwa bar tidak memiliki menu itu. Dia pun menerima negroni sebagai gantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com