Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada 2020 di Mata Media Asing Dikhawatirkan Dorong Lonjakan Kasus Covid-19

Kompas.com - 10/12/2020, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemungutan suara untuk Pilkada 2020 di Indonesia yang dilangsungkan pada Rabu (9/12/2020) dikhawatirkan dapat memicu lonjakan kasus baru Covid-19.

Pilkada yang berlangsung pada hari ini, telah mengalami penundaan dari jadwal awal pada September.

Jumlah kasus infeksi virus corona dan kematian yang melonjak menjadi alsan penundaan.

Pada Senin (7/12/2020), jumlah infeksi total negara itu mencapai 581.550 dan jumlah kematian karena Covid-19 ada 17.867.

Angka keduanya tertinggi di Asia Tenggara, tapi sepertinya tidak mencerminkan secara nyata penyebaran Covid-19 yang terjadi di dalam negeri karena tingkat pengujian sangat rendah, seperti yang dilansir dari The Diplomat pada Selasa (8/12/2020).

Baca juga: Pilkada 2020 di Mata Media Asing, Dinasti Politik Jokowi jadi Sorotan

Risiko tersebut telah mendorong seruan luas untuk penundaan lebih lanjut, tapi Presiden Joko Widodo menolaknya.

Ia berargumen bahwa penundaan lebih lanjut akan menyangkal hak konstitusional masyaraka, yang diperoleh dengan susah payah, dan berisiko menciptakan kekosongan kekuasaan di seluruh nusantara.

Seperti yang dilansir dari The Diplomat, Pemilu tidak menjamin infeksi massal, tetapi memiliki risiko yang sangat tinggi.

Sejak mengadakan pemilihan nasional pada 8 November, Myanmar telah menghadapi lonjakan Covid-19 yang telah mendorongnya ke posisi ketiga terbesar untuk jumlah infeksi di Asia Tenggara.

Sementara itu, pemilu yang berlangsung di Sabah, Malaysia pada akhir September dianggap sebagai penyebab gelombang kedua di negara itu.

Melansir Bloomberg pada Selasa (8/12/2020), sekitar 47 persen responden dalam survei Oktober oleh lembaga survei independen Indikator Politik Indonesia, mengatakan mereka tidak mungkin pergi ke tempat pemungutan suara karena ketakutan akan virus corona.

Baca juga: Santi Whiteside, Perempuan Berdarah Batak yang Ikut Pilkada Australia

Sedangkan, ada 41 persen yang mengatakan mereka kemungkinan akan memilih. Sisanya belum diputuskan.

Abdul Rahman Wahab (24 tahun), mengaku gugup akan datang untuk memberikan suara di Sulawesi.

“Kesehatan adalah prioritas saya, tetapi memilih juga merupakan bagian penting dari kehidupan kita di negara demokrasi,” kata Abdul seperti yang dilansir dari SCMP pada Rabu (9/12/2020). 

Suprianto, ketua panitia TPS di distrik Ciputat Jakarta, mengatakan kepada SCMP bahwa “semua TPS telah didisinfeksi”, untuk digunakan untuk pemilihan yang aman.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com