Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Diklaim Jalin Kesepakatan dengan Alien untuk Bereksperimen pada Manusia

Kompas.com - 09/12/2020, 12:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) disebut sudah menjalin kesepakatan dengan alien untuk melakukan eksperimen pada manusia.

Klaim yang disampaikan mantan kepala divisi antariksa militer Israel itu menekankan, umat manusia "tidak siap" dengan ada kehidupan lain di luar angkasa.

Pensiunan jenderal Haim Eshed, yang mengepalai divisi luar angkasa selama 30 tahun, mengungkapkannya dalam wawancara dengan Yedioth Ahronoth.

Baca juga: Peneliti Sebut Alien di 1000 Bintang Terdekat Bisa Awasi Bumi

Eks jenderal berusia 87 tahun itu berujar, baik Tel Aviv maupun AS sudah melakukan kontak dengan alien yang tergabung dalam Federasi Galaksi.

Dia mengeklaim UFO itu tidak ingin keberadaan mereka langsung diungkapkan. Sebab, mereka tak ingin menciptakan kepanikan.

"Bahkan Presiden (Donald) Trump sudah mengetahuinya. Tapi alien di Federasi Galaksi meminta kami untuk tenang agar tak ada histeria," klaimnya.

Menurut Eshed, UFO meminta mereka untuk berkembang hingga mencapai titik di mana mereka memahami ada kehidupan lain di luar angkasa.

Sementara tidak jelas apa yang dimaksud Eshed dengan "histeria massal", dia melanjutkan relasi itu tak sebatas melakukan komunikasi.

Bahkan seperti dilansir Russian Today Selasa (8/12/2020), si pensiunan jenderal menerangkan bahwa "tamu" itu punya markas di Mars.

Baca juga: 4 Cahaya Bergerak Aneh di Angkasa, Diduga Formasi UFO

Dalam pernyataanya yang kemudian menimbulkan perbincangan itu, Eshed menyatakan Washington sudah "menjalin kesepakatan" dengan si tamu.

"Mereka menandatangani kontrak untuk melakukan eksperimen terhadap manusia di sini," ujar dia tanpa mendetilkan jenis penelitian apa yang digelar.

Haim Eshed melanjutkan, sejauh ini yang dilakukan si alien hanyalah menyelidiki dan meminta umat manusia sebagai "mitra" dalam memahami alam semesta.

Baca juga: Apa Kata Presiden Trump soal UFO?

Eshed menuturkan saat ini, dia menyarankan kepada publik untuk tidak perlu takut terhadap kekuatan invasi karena niat itu belum ada.

Si eks jenderal mengakui, klaimnya yang tanpa disertai bukti hanya akan dianggap lelucon. Bahkan sampai saat ini, dia dianggap kehilangan kewarasan.

"Saya tidak peduli dengan yang mereka katakan. Saya dihormati di luar negeri. Selain itu tren-nya juga mulai bergeser," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com