Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Kuburan Janin Hasil Aborsi, Tertulis Nama Ibunya dan Dinamai Taman Malaikat

Kompas.com - 22/11/2020, 16:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ROMA, KOMPAS.com - Praktik pemakaman janin hasil aborsi telah berjalan lama di Italia, namun debat terkait legalitas dan etika, kembali terangkat pada akhir September lalu dengan munculnya kesaksian dari para ibu yang dibagikan di media sosial.

"Foto lebih kuat dibanding tulisan, jadi harus didahulukan," kata salah seorang perempuan, Marta Loi melalui halaman Facebook-nya bersama dengan foto pusara berbentuk salip dengan namanya di satu pemakaman di Roma.

"Ini dia... tulisan saya mulai dengan: ini bukan kuburan saya, tapi putra saya," tulisnya dalam keterangan foto dan menambahkan bahwa janin itu terpaksa ia gugurkan untuk alasan medis. Namanya dicantumkan di makam itu tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.

Baca juga: Klinik Ini Sudah Aborsi 100 Pasien, Janin Usia 3 Bulan Dibuang ke Kloset

Cerita yang sama terjadi untuk hampir semua makam janin di pemakaman yang disebut Kuburan "Taman Malaikat Flaminio" di bagian khusus yang memang diperuntukkan bagi "bayi yang belum lahir". Berbagai organisasi Katolik sering terlibat dalam pengaturan pemakaman seperti ini.

Pemakaman janin yang diaborsi itu mengemuka setelah protes dari para perempuan yang tidak pernah memberikan izin atau tidak diberitahu adanya kuburan untuk janin hasil aborsi itu.

Pihak berwenang di Italia masih menyelidiki mengapa nama-nama para ibu yang menjalani aborsi pada trimester kedua terpahat di salip-salip kuburan tanpa persetujuan mereka.

Para ibu itu mengklaim mereka tidak sadar nama mereka tertulis karena mereka telah menyatakan tidak mau terlibat dalam penguburan janin itu.

Sebagian besar kuburan berangka mulai dari 2017 sampai 2020, namun sejumlah pihak mengatakan praktik pemakaman janin sudah lama dilakukan.

Baca juga: Klinik Aborsi di Pandeglang Terbongkar, 3 Orang Diamankan Termasuk Bidan

Sejumlah organisasi hak perempuan meluncurkan proses hukum setelah mereka mengumpulkan setidaknya 100 cerita dari perempuan yang tidak diminta persetujuannya dalam memakamkan janin.

"Perempuan-perempuan ini mengatakan mereka merasa tidak dihargai. Mereka mengatakan kebebasan dan hak mereka dilanggar, khususnya kebebasan dalam memilih dan juga kebebasan menyangkut agama," kata Elisa Ercoli, presiden organisasi perempuan, Differenza Donna.

Nama-nama perempuan tertulis di makam janin sehingga aborsi yang seharusnya dirahasiakan terungkap.CORTESÍA DIFFERENZA DONNA via BBC INDONESIA Nama-nama perempuan tertulis di makam janin sehingga aborsi yang seharusnya dirahasiakan terungkap.
Pihak yang bertanggung jawab dalam aborsi di rumah sakit mengatakan para perempuan itu menandatangani satu formulir, namun pihak yang menangani pemakaman adalah perusahaan pembuangan.

Menurut Elisa Ercoli kemarahan dilontarkan oleh setidaknya 160 perempuan "dari semua keyakinan" dan mereka sedang berusaha mendapatkan perwakilan hukum dari berbagai lembaga swadaya masyarakat.

"Pelanggaran paling serius adalah pelanggaran privasi dan hak anonim yang dilindungi dalam hukum terkait aborsi," kata Ercoli kepada BBC.

Karena alasan inilah, Diferenza Donna merencanakan untuk mengajukan gugatan penghentian segera praktik menyebut nama para ibu janin dan embrio di pusara. Mereka juga berupaya agar keputusan menyangkut pemakaman janin tetap diinfokan kepada seluruh perempuan yang terlibat.

"Di Italia, jabatan yang dipegang oleh unit kepolisian pemakaman mencakup memberikan wewenang kepada badan kesehatan untuk memutuskan kasus-kasus menyangkut pemakaman janin," kata Ercoli.

Baca juga: Larangan Aborsi di Warsawa, Puluhan Ribu Orang Protes dan Turun ke Jalan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com