Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 2 Juta Perempuan Kehilangan Akses Kontrasepsi dan Aborsi di Tengah Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 21/08/2020, 21:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

JENEWA, KOMPAS.com - Hampir 2 juta wanita dan anak perempuan di 37 negara telah kehilangan akses terhadap kontrasepsi dan layanan aborsi karena pandemi virus corona.

Melansir Al Jazeera pada Kamis (20/8/2020), Marie Stopes International (MSI) merilis laporan tersebut antara Januari dan Juni yang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. 

MSI memperkirakan ada tambahan 900.000 kehamilan yang tidak diinginkan di seluruh dunia. Sebagai akibatnya, terdapat penambahan 1,5 juta tindakan aborsi tidak aman, dan lebih dari 3.000 kematian ibu terkait masalah reproduksi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bulan ini mengatakan dua pertiga dari 103 negara yang disurvei antara pertengahan Mei dan awal Juli melaporkan gangguan pada layanan keluarga berencana dan kontrasepsi.

Baca juga: Virus Corona Melonjak Pasca-Ledakan Beirut, Lebanon Lockdown Lagi

Dana Kependudukan PBB memperingatkan hingga 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan terjadi di seluruh dunia.

Lockdown, pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan, peralihan sumber daya kesehatan secara besar-besaran untuk memerangi Covid-19, dan ketakutan akan infeksi terus menghalangi banyak wanita dan anak perempuan dari perawatan kesehatan reproduksi.

Beberapa negara bahkan tidak menganggap layanan kesehatan seksual dan reproduksi penting di bawah lockdown, yang berarti perempuan dan anak perempuan ditolak untuk mendapatkan perawatan tersebut.

Di India, dengan diberlakukannya lockdown selama berbulan-bulan, mempengaruhi 1,3 juta wanita terkait hal reproduksi.

Baca juga: Beberapa Aturan Pendukung Lockdown Lagi yang Berlangsung di Lebanon

Dr Shewetangi Shinde dari organisasi Advokat Remaja Aborsi Aman India mengatakan kepada kantor berita The Associated Press, bahwa India mendaftarkan pelayanan aborsi sebagai layanan penting di tengah lockdown, tetapi banyak yang tidak menyadarinya.

Di kota besar Mumbai, India, seorang wanita tidak dapat menemukan alat tes kehamilan setelah lockdown dimulai pada Maret, dan kemudian tidak dapat menemukan transportasi untuk mencapai perawatan tepat waktu, kata Shinde, yang merawatnya di rumah sakit umum.
Saat itu, aborsi medis bukan merupakan pilihan karena kehamilannya sudah terlalu lanjut.

Dampak pandemi menjadikan banyak wanita sulit untuk mengakses layanan aborsi dengan aman, kata Dr Suchitra Dalvie, seorang ginekolog di Mumbai dan koordinator Asia Safe Abortion Partnership.

Di Afrika, lonjakan kehamilan remaja dilaporkan di Kenya.

Baca juga: Vaksin Corona Rusia Sputnik V Segera Diuji Coba ke 40.000 Orang

Sementara, beberapa wanita muda di daerah kumuh Kibera Nairobi terpaksa menggunakan pecahan kaca, tongkat, dan pena untuk mencoba menggugurkan kehamilan, kata Diana Kihima dari Pusat Dukungan Wanita.

Dua meninggal karena luka-luka mereka, sementara beberapa tidak bisa hamil lagi.

Menurut International Planned Parenthood Federation, di beberapa daerah Afrika Barat, penyediaan alat kontrasepsi turun hampir 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

MSI memperingatkan bahwa angka global perempuan yang terkena dampak lockdown "akan sangat tinggi" terkait reproduksi dan aborsi, jika layanan tersebut goyah di daerah lainnya di Amerika Latin, Afrika, dan Asia.

Baca juga: Kasus Virus Corona di Brasil Tembus 3,5 Juta, Kematian di Amerika Latin 250.000

Sementara itu, tenaga kesehatan wanita berjuang keras untuk menemukan solusi untuk masalah reproduksi dan aborsi, seperti telemedicine, pengiriman kontrasepsi ke rumah dan aborsi medis di rumah.

"Di banyak negara, efek terburuk Covid-19 belum datang dan di negara lain gelombang kedua (virus corona) sudah di depan mata," ujar kepala eksekutif MSI, Simon Cooke.

"Tetapi, ada peluang untuk memanfaatkan momen (pandemi virus corona) sebagai katalisator untuk mengubah layanan dan membuat kehidupan perempuan lebih baik di masa depan daripada saat ini," imbuhnya.

Baca juga: WHO: Eropa Tak Perlu Lockdown Lagi untuk Tangani Virus Corona

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com