Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Aturan Pendukung Lockdown Lagi yang Berlangsung di Lebanon

Kompas.com - 21/08/2020, 20:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Pemerintah Lebanon menerapkan beberapa aturan untuk mendukung lockdown parsial yang akan diberlakukan selama 2 minggu kedepan.

Melansir Al Jazeera pada Jumat (21/8/2020), kebijakan lockdown diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada Selasa (18/8/2020), untuk mulai berlaku pada Jumat ini dan akan berlangsung selama 2 minggu.

Pada Selasa itu, Kementerian Dalam Negeri juga telah memerintahkan semua pasar, mal, gym, dan kolam renang serta berbagai bisnis swasta lainnya untuk ditutup selama lockdown.

Sementara, restoran-restoran dikontrol dengan jam operasional yang dibatasi untuk pengiriman.

Baca juga: Virus Corona Melonjak Pasca-Ledakan Beirut, Lebanon Lockdown Lagi

Berbagai pertemuan sosial secara tatap muka juga dilarang.

Jam malam akan diperpanjang dari jam 6 sore waktu setempat hingga jam 6 pagi waktu setempat, tapi tidak berlaku untuk pekerja di sektor medis dan makanan, serta tentara, diplomat dan jurnalis.

Bandara akan tetap buka dengan wisatawan harus melakukan uji reaksi rantai polimerase (PCR) sebelum naik pesawat.

Upaya pembatasan penyebaran virus corona tersebut tidak mempengaruhi upaya pembersihan dan pemberian bantuan, yang diterjunkan untuk menangani kekacauan pasca-ledakan mematikan di Beirut, ibu kota Lebanon, yang menewaskan sedikitnya 180 orang dan mendorong pemerintah untuk mundur dari jabatan.

Baca juga: Vaksin Corona Rusia Sputnik V Segera Diuji Coba ke 40.000 Orang

Rumah sakit Lebanon saat ini tengah kewalahan untuk mengatasi seluruh pasien rumah sakit yang ada, apalagi setelah ledakan pelabuhan Beirut yang menghancurkan pada awal bulan ini.

Lebanon sudah mengalami peningkatan kasus virus corona baru sebelum ledakan besar yang terjadi pada 4 Agustus, tetapi telah melaporkan serangkaian peningkatan kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir ini.

Negara itu mencatat 605 kasus baru virus corona dan 4 kematian pada Kamis, sehingga total kasus menjadi 10.952 dengan angka kematian 113.

Baca juga: Kasus Virus Corona di Brasil Tembus 3,5 Juta, Kematian di Amerika Latin 250.000

Di tepi jurang

Berdasarkan laporan dari Al Jazeera bahwa beberapa minggu lalu, rata-rata harian kasus virus corona yang terkonfirmasi adalah antara 10-20 kasus. Namun, sekarang jumlahnya telah mencapai ratusan.

Jumlah kasus sebanyak itu di negara yang memiliki sistem perawatan kesehatan yang sudah runtuh, pihak berwenang khawatir terhadap kemungkinan bencana kemanusiaan total karena kebutuhan mendesak untuk menahan penyebaran virus corona.

Pada 4 Agustus lalu, ratusan ton amonium nitrat di gudang pelabuhan Beirut di jantung kota Lebanon, telah meledak.

Ledakan itu merusak banyak rumah sakit dan membuat mereka kewalahan dengan lebih dari 6.000 orang terluka.

Baca juga: WHO: Eropa Tak Perlu Lockdown Lagi untuk Tangani Virus Corona

Kemudian, membuat sekitar setengah dari 55 pusat medis di seluruh Beirut tidak berfungsi.

Menteri Kesehatan, Hamad Hassan memperingatkan pada Senin (17/8/2020), bahwa rumah sakit telah mencapai kapasitas maksimum untuk merawat pasien virus corona, setelah ledakan di Beirut yang membanjiri pusat kesehatan dengan ribuan orang terluka.

“Rumah sakit umum dan swasta khususnya di ibu kota memiliki kapasitas yang sangat terbatas, baik berupa tempat tidur di unit perawatan intensif maupun alat bantu pernapasan,” ujar Hassan.

"Kami berada di tepi jurang, kami tidak memiliki kemewahan untuk menghabiskan waktu kami," pungkasnya.

Baca juga: Kabar Baik, Indonesia Akan Kebagian Jatah Vaksin Corona dari Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com