Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ditemukan Kuburan Janin Hasil Aborsi, Tertulis Nama Ibunya dan Dinamai Taman Malaikat

"Foto lebih kuat dibanding tulisan, jadi harus didahulukan," kata salah seorang perempuan, Marta Loi melalui halaman Facebook-nya bersama dengan foto pusara berbentuk salip dengan namanya di satu pemakaman di Roma.

"Ini dia... tulisan saya mulai dengan: ini bukan kuburan saya, tapi putra saya," tulisnya dalam keterangan foto dan menambahkan bahwa janin itu terpaksa ia gugurkan untuk alasan medis. Namanya dicantumkan di makam itu tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.

Cerita yang sama terjadi untuk hampir semua makam janin di pemakaman yang disebut Kuburan "Taman Malaikat Flaminio" di bagian khusus yang memang diperuntukkan bagi "bayi yang belum lahir". Berbagai organisasi Katolik sering terlibat dalam pengaturan pemakaman seperti ini.

Pemakaman janin yang diaborsi itu mengemuka setelah protes dari para perempuan yang tidak pernah memberikan izin atau tidak diberitahu adanya kuburan untuk janin hasil aborsi itu.

Pihak berwenang di Italia masih menyelidiki mengapa nama-nama para ibu yang menjalani aborsi pada trimester kedua terpahat di salip-salip kuburan tanpa persetujuan mereka.

Para ibu itu mengklaim mereka tidak sadar nama mereka tertulis karena mereka telah menyatakan tidak mau terlibat dalam penguburan janin itu.

Sebagian besar kuburan berangka mulai dari 2017 sampai 2020, namun sejumlah pihak mengatakan praktik pemakaman janin sudah lama dilakukan.

Sejumlah organisasi hak perempuan meluncurkan proses hukum setelah mereka mengumpulkan setidaknya 100 cerita dari perempuan yang tidak diminta persetujuannya dalam memakamkan janin.

"Perempuan-perempuan ini mengatakan mereka merasa tidak dihargai. Mereka mengatakan kebebasan dan hak mereka dilanggar, khususnya kebebasan dalam memilih dan juga kebebasan menyangkut agama," kata Elisa Ercoli, presiden organisasi perempuan, Differenza Donna.

Menurut Elisa Ercoli kemarahan dilontarkan oleh setidaknya 160 perempuan "dari semua keyakinan" dan mereka sedang berusaha mendapatkan perwakilan hukum dari berbagai lembaga swadaya masyarakat.

"Pelanggaran paling serius adalah pelanggaran privasi dan hak anonim yang dilindungi dalam hukum terkait aborsi," kata Ercoli kepada BBC.

Karena alasan inilah, Diferenza Donna merencanakan untuk mengajukan gugatan penghentian segera praktik menyebut nama para ibu janin dan embrio di pusara. Mereka juga berupaya agar keputusan menyangkut pemakaman janin tetap diinfokan kepada seluruh perempuan yang terlibat.

"Di Italia, jabatan yang dipegang oleh unit kepolisian pemakaman mencakup memberikan wewenang kepada badan kesehatan untuk memutuskan kasus-kasus menyangkut pemakaman janin," kata Ercoli.

"Saya yakin ada lebih banyak lagi. Ini bukan fenomena baru atau terbatas di sejumlah tempat. Faktanya adalah ini terjadi di banyak tempat dan praktik ini terjadi lebih dari 20 tahun," kata Guerra.

Walaupun aborsi legal di Italia sejak 1978, organisasi Katolik yang membuat pemakaman janin, Asosiasi Melindungi Hidup, baru mulai menerapkan pada 1998 di kawasan Lombardy.

Asosiasi ini memiliki cabang di wilayah lain Italia dan memperkirakan telah menguburkan sekitar 200.000 "bayi yang tidak terlahirkan" dalam 22 tahun terakhir.

Namun juru bicara asosiasi itu, Stefano Di Battista, mengatakan mereka tidak menulis nama para ibu di berbagai pusara janin.

"Kami melakukan pemakaman massal sekitar 100 janin dan kami mengumpulkan janin di rumah sakit-rumah sakit dan kami telah menandatangani kesepakatan. Kami bahkan tidak tahu apakah janin-janin itu hasil aborsi paksa atau sukarela, berapa lama kehamilan, siapa keluarganya," kata Di Battista.

"Di pemakaman, kami hanya meletakkan batu pusara kecil, itu cukup," tambahnya.

Wartawan Jennifer Guerra yang meneliti masalah ini mengatakan ia mewawancarai banyak perempuan yang menyatakan mereka sama sekali tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan janin setelah diaborsi.

"Bagi saya masalahnya, lebih dari privasi dan masalahnya adalah berbaga asosiasi ini yang mengklaim boleh bertindak. Tidak ada persetujuan dari orang tua janin," kata Guerra.

"Dalam banyak kasus, para perempuan harus menandatangani formulir untuk dapat melakukan aborsi. Namun isu terkait apa yang akan dilakukan dengan janin tidak terterta dalam formulir itu," tambahnya.

Juru bicara asosiasi Katolik yang menangani pemakaman janin, Stefano Di Battista mengatakan setahun lalu, asosiasi itu mulai mencatumkan surat persetujuan dalam kesepakatan yang ditandatangani dengan rumah sakit untuk memastikan para ibu yang menjalani aborsi mengetahui apa yang akan dilakukan dengan janin mereka.

"Kalau mereka (rumah sakit) tidak memberikan surat izin, kami tak akan mengambil janin-janin itu," katanya.

Berdasarkan peraturan setempat, janin yang berusia 20 minggu ke atas harus dimakamkan.

"Menguburkan yang meninggal menunjukkan peradaban. Walau bagaimana, yang membedakan manusia dan hewan adalah pemakaman yang tak bernyawa," kata Di Battista.

Bila ditarik secara lebih luas, kontroversi soal pemakaman janin di Italia ini adalah salah satu sengketa antara apa yang disebut kelompok "pro-kehidupan" dan mereka yang membela hak perempuan untuk memilih menggugurkan kandungan atau tidak.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/22/163245370/ditemukan-kuburan-janin-hasil-aborsi-tertulis-nama-ibunya-dan-dinamai

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke