BERLIN, KOMPAS.com - Sebagai kanselir perempuan pertama, Angela Merkel berhasil memimpin Jerman lewati berbagai krisis dalam 15 tahun, dengan caranya yang dikenal hati-hati, tidak mencoba menutupi atau mempermanis kenyataan.
Tidak diragukan lagi, Kanselir Jerman Angela Merkel memang terkenal sebagai manajer krisis, seperti yang dilansir dari DW Indonesia.
Dalam tiap keputusan yang diambilnya, Merkel dengan cermat menimbang risiko dan keuntungan yang dapat dipetik. Hasilnya tentu saja tidak membuat semua orang senang.
Lima belas tahun setelah dilantik pada 22 November 2005, Merkel sebenarnya sudah menyatakan akan mundur sebagai kanselir saat masa jabatannya berakhir pada 2021.
Namun tampaknya, krisis akibat pandemi virus corona telah membuat Merkel tidak bisa dengan tenang merencanakan masa pensiunnya. Masih banyak yang perlu dibenahi.
Angela Merkel lahir pada 17 Juli 1954 di Hamburg dengan nama Angela Kasner. Ayahnya Horst Kasner adalah pendeta protestan, dan ibunya, Herlind, guru Bahasa Latin dan Inggris.
Beberapa pekan setelah Angela dilahirkan, keluarganya pindah ke Jerman Timur. Dia punya 2 adik, seorang lelaki dan seorang perempuan.
Saat kuliah jurusan Ilmu Fisika di Leipzig, Angela Kasner bertemu suami pertamanya, Ulrich Merkel, dan mereka menikah pada 1977.
Usai kuliah, Angela dan suaminya pindah ke Berlin Timur. Meski di tahun 1982 pasangan ini bercerai, Angela tetap menggunakan nama suaminya.
Baca juga: Jerman Puji Kaum Rebahan sebagai Pahlawan Perangi Virus Corona
Ketika Jerman Barat dan Jerman Timur tengah mempersiapkan penyatuan kembali, Merkel terjun ke dunia politik.
Sejak masa mudanya, Merkel memang dikenal dengan sikapnya yang hati-hati.
Tumbuh besar di Jerman Timur, Merkel tidak terlalu bersikap oportunis, namun juga bukan bagian dari aktivis penentang pemerintah.
Ia baru berusia 35 tahun, saat bergabung dengan partai CDU pada 1990.
Kanselir pada masa itu, Helmut Kohl, pada 1991 mengangkat Angela Merkel sebagai Menteri Urusan Perempuan dan Remaja.
Pada 1994 ia menjadi Menteri Lingkungan dan Keamanan Reaktor Nuklir.
Pada 1998, CDU dan Helmut Kohl mengalami kekalahan dalam pemilu dan Merkel segera melihat peluang untuk menggantikan Kohl di pucuk pimpinan CDU.
Pada tahun yang sama, Merkel kembali menikah. Lelaki pilihannya adalah Joachim Sauer, seorang profesor kimia dan fisika di Universitas Humboldt di Berlin, yang sudah lama menjadi pasangannya.
Hingga kini, Joachim Sauer dengan setia mendampingi Merkel. Namun ia memilih untuk tetap tidak terlalu banyak berada dalam sorotan media massa.
Di tengah krisis akibat skandal sumbangan gelap yang mengguncang CDU, pada 2000, Merkel akhirnya terpilih sebagai perempuan pertama yang menjadi ketua CDU, dan pada 2005 ia menjadi kanselir perempuan pertama di Jerman.
Awal masa jabatan Merkel sebagai kanselir tidak bisa dibilang mulus.
Kemenangannya sempat membuat penguasa Rusia Vladimir Putin geram karena ia menjagokan salah satu sekutu terdekatnya, yakni petahana Gerhard Schröder dari Partai SPD.