Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angela Merkel, Kanselir Perempuan Pertama yang Berhasil Pimpin Jerman 15 Tahun

Kompas.com - 20/11/2020, 20:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Dalam pertemuan dengan Merkel pada 2007, Putin bahkan dengan sengaja membawa anjing labradornya. Putin tahu bahwa Merkel dikenal takut terhadap anjing.

Baca juga: Kenapa Orang Jerman Suka Telanjang di Tempat Umum?

Krisis Euro

Tugas terbesar pertama yang dihadapi Merkel saat baru menjabat sebagai kanselir adalah ambruknya pasar uang akibat krisis keuangan pada 2008.

Kebijakannya yang keras mampu menyelamatkan perekonomian Eropa dengan membentuk dana moneter penyelamat mata uang euro.

Namun kebijakan ini pula yang telah menyeret Yunani dan Spanyol ke jurang kebangkrutan.

Popularitas Merkel di Yunani merosot drastis saat krisis euro memasuki fase menentukan pada 2014. Ia dianggap sebagai musuh negara itu.

Namun, Merkel bergeming. Ia tetap mendesak pemerintah Yunani melaksanakan reformasi dan pengetatan anggaran.

Baca juga: Jerman Dakwa 12 Orang yang Berencana Bunuh dan Lukai Muslim Sebanyak-banyaknya

Krisis pengungsi dan radikalisme

Krisis pengungsi pada 2015/2016 menjadi tantangan baru buat Angela Merkel.

Tanpa mendengarkan keberatan dari partainya sendiri, Merkel membuka pintu bagi 1 juta pengungsi Suriah dan Irak yang ingin ke Jerman.

"Kita mampu!" begitu bunyi kredo yang ia dengungkan. Namun belakangan Merkel dibanjiri kritik karena tidak punya rencana kongkrit mengenai nasib pengungsi setelah mereka tiba di Jerman.

Akibat kebijakan ini, partai CDU pada pemilu 2016 kehilangan banyak suara dan partai ultra kanan yang antipengungsi dan anti-Islam, yaitu AfD memperoleh banyak dukungan.

Popularitas Merkel juga terus merosot akibat krisis pengungsi.

Dalam sebuah jajak pendapat di majalah politik Cicero pada 2016, sekitar 64 persen responden menyatakan tidak mau lagi dipimpin Merkel setelah masa jabatannya habis pada 2017.

Terkait kebijakannya itu, Merkel mengakui telah "kehilangan kendali" dan mengatakan pembukaan perbatasan yang memungkinkan ratusan ribu orang masuk adalah "kesalahan" yang tidak boleh terulang.

Hingga pada 2020 ia pun tetap jadi kanselir Jeman.

Pada awal 2020, krisis pengungsi kembali terjadi di perbatasan Yunani-Turki.

Namun Jerman tampaknya belajar dari kesalahan mereka pada 5 tahun sebelumnya.

Partai ekstrem kanan AfD semakin populer, serangan ekstremis kanan juga makin meningkat di dalam negeri. Merkel tahu bahwa ia harus sangat berhati-hati dalam menangani krisis kali ini.

Tekanan radikalisme memang makin menguat di Eropa, tidak hanya dari ekstremis sayap kanan, tetapi juga kaum fundamentalis berbasis agama.
Merkel percaya bahwa negara-negara di Uni Eropa harus bekerja sama dalam menghadapi krisis ini.

Baca juga: Kopi Indonesia Mulai Dipopulerkan di Jerman

Pandemi, teori konspirasi, dan percaya akal sehat

Di ujung masa jabatannya, Merkel rupanya tidak dibiarkan rileks, dengan adanya pandemi virus corona melanda dunia.

Hingga kini wabah ini telah merenggut jutaan nyawa, dan menjungkirbalikkan kehidupan banyak orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com