KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel membuka konferensi perdamaian antar-agama internasional yang berpusat di Lindau, Jerman, Selasa (10/11/2020). Merkel menyerukan lebih banyak dialog antar-agama.
"Kita tidak boleh memberikan ruang bagi kaum ekstremis untuk bertindak delusional yang tidak manusiawi serta menyalahgunakan agama dalam menabur perselisihan dan merusak koeksistensi perdamaian," papar Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam pesan video yang disiarkan konferensi perdamaian agama internasional Religions for Peace (RfP).
Menurutnya hal ini penting, mengingat aksi teror mengerikan yang terjadi di Dresden, Perancis dan di Wina pada musim gugur ini.
Sambutan itu disampaikan Merkel saat membuka sidang majelis antar-agama yang tahun ini mengangkat tema “Perempuan, Keyakinan dan Diplomasi”.
Perwakilan dari agama Hindu, Buddha, Yudaisme, Kristen, Islam dan agama lainnya berbicara di platform virtual konferensi yang berlangsung selama empat hari hingga Jumat mendatang.
Baca juga: Kanselir Angela Merkel Peringatkan Jerman akan Masa Sulit Hadapi Pandemi
Pertemuan tahun ini berfokus pada peran perempuan dalam pengabdiannya pada agama dan proses perdamaian.
Merkel lebih jauh menyebutkan, “Terlalu sering orang mengabaikan apa yang perempuan lakukan dalam menggerakkan koeksistensi damai dalam skala kecil maupun besar."
Para peraih penghargaan Nobel Perdamaian menjadi panutan menonjol dan menginspirasi banyak orang dengan keberanian mereka.
Sejauh ini ada 135 peraih penghargaan Nobel Perdamaian, namun hanya 17 perempuan yang meraih penghargaan itu.
Merkel menyebutkan, “Padahal tidak diragukan lagi, jauh lebih banyak perempuan yang bekerja untuk perdamaian yang pantas mendapatkan penghargaan.”
Baca juga: Wabah Corona di Jerman, Kanselir Angela Merkel Optimis namun Berhati-hati
“Cara terbaik untuk memecahkan masalah dan konflik adalah lewat dialog," ujar Merkel sambil mengutip aktivis perempuan Pakistan, Malala Yousafzai, peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2014.
Agama dapat memberikan kontribusi yang menentukan untuk mendorong dialog perdamaian.
Lebih jauh menurut Kanselir Jerman itu, perdamaian hanya akan berkelanjutan jika perempuan dilibatkan dalam proses perdamaian.
Namun banyak penelitian menyebutkan, hanya sedikit perempuan dilibatkan dalam praktiknya, demikian diakui Merkel.
Terutama membangun partipasi berkeadilan di dalam kehidupan, pungkas Merkel.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyebutkan saat ini, para pemimpin agama memiliki peran yang lebih penting dari sebelumnya dalam membangun perdamaian melalui dialog antar-agama.
Tetapi tanpa partisipasi penuh dan kepemimpinan perempuan, dialog itu tidak lengkap, dan perdamaian kurang berkelanjutan.
"Saya berharap ke masa depan di mana iman dan feminisme berjalan seiring, dan di mana organisasi berbasis agama adalah aliansi untuk perdamaian dan kemajuan," tandasnya.
Baca juga: Jadi Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, Siapa Angela Merkel?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.