Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Penyensoran Konten Anti-pemerintah Tidak Dipenuhi, Pemerintah Vietnam Ancam Tutup Facebook

Kompas.com - 20/11/2020, 19:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

HANOI, KOMPAS.com - Vietnam mengancam akan menutup Facebook, jika tidak tunduk pada tekanan pemerintah untuk menyensor lebih banyak konten politik lokal di platformnya.

Sementara, Amnesty International menilai Facebook bisa menolak permintaan tersebut.

Facebook memenuhi permintaan pemerintah Vietnam pada April lalu untuk secara signifikan meningkatkan sensornya terhadap segala unggahan "anti-pemerintah" yang dilakukan oleh pengguna lokal.

Namun pada Agustus, Vietnam kembali meminta perusahaan media sosial itu untuk meningkatkan pembatasan unggahan terkait "hal penting", kata pejabat senior di perusahaan media sosial raksasa AS itu, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Jumat (20/11/2020).

"Kami membuat kesepakatan pada April. Facebook telah mematuhi semua permintaan dan kami berharap pemerintah Vietnam melakukan hal yang sama," kata pejabat Facebook yang enggan menyebutkan namanya itu.

Baca juga: Topan Molave Terjang Vietnam, 36 Orang Dilaporkan Tewas

"Pemerintah kembali dengan permintaan baru agar kami meningkatkan pembatasan konten di Vietnam. Kami telah memberi tahu mereka tidak bisa," ujarnya.

"Permintaan itu diucapkan dengan beberapa ancaman yang mungkin terjadi jika kami tidak menuruti mereka", tambahnya.

Menurut pejabat itu, salah satu ancamannya adalah penutupan total operasional Facebook di Vietnam oleh pemerintah.

Vietnam merupakan pasar utama perusahaan media sosial itu dengan perolehan pendapatan hampir 1 miliar dollar AS atau Rp 14 triliun, demikian menurut 2 sumber yang mengetahui angka tersebut.

Di Vietnam, meskipun keterbukaan terhadap perubahan sosial meningkat, Partai Komunis yang berkuasa tetap mempertahankan kontrol ketat terhadap media dan hanya sedikit mentolerir oposisi.

Baca juga: Lebih dari 100 Orang Tewas dan Ribuan Rumah Terendam dalam Banjir Vietnam

Karena tindakan tersebut, Vietnam menempati ranking 5 dari bawah dalam peringkat kebebasan pers global yang disusun oleh Reporters Without Border.

Menanggapi pertanyaan Reuters, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan bahwa Facebook harus mematuhi hukum setempat dan menghentikan "penyebaran informasi yang melanggar adat istiadat tradisional Vietnam dan melanggar kepentingan negara."

Seorang juru bicara Facebook juga mengaku telah menerima tekanan tambahan dari Vietnam untuk menyensor lebih banyak konten dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam laporan transparansi 2 tahunan yang dirilis pada Jumat (20/11/2020), Facebook telah membatasi akses ke 834 item di Vietnam dalam 6 bulan pertama pada 2020, menyusul permintaan dari pemerintah Vietnam untuk menghapus konten anti-negara.

Baca juga: Mengapa PM Jepang Lirik Indonesia dan Vietnam sebagai Kunjungan Pertama?

Tanggung jawab jelas

Facebook yang melayani sekitar 60 juta pengguna di Vietnam sebagai platform utama untuk e-commerce dan menyatakan perbedaan pendapat politik, terus-menerus diawasi oleh pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com