Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 100 Orang Tewas dan Ribuan Rumah Terendam dalam Banjir Vietnam

Kompas.com - 21/10/2020, 20:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

HANOI, KOMPAS.com - Lebih dari 100 orang tewas dan ribuan rumah terendam akibat banjir  paling parah yang terjadi di Vietnam dalam beberapa dekade terakhir, dengan pihak berwenang memperingatkan bahwa cuaca lebih buruk akan datang.

Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor selama berminggu-minggu di Vietnam tengah telah meningkat menjadi 111, dengan 22 orang masih hilang, Reuters melaporkan pada Rabu (21/10/2020).

"Banjir yang menghancurkan ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat dalam beberapa dekade," kata Nguyen Thi Xuan Thu, presiden Palang Merah Vietnam, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/10/2020).

Lebih dari 7.200 hektar tanaman pangan telah terendam dan rusak, dan lebih dari 691.000 sapi dan unggas telah terbunuh atau tersapu banjir, menurut Kantor Berita Vietnam (VNA) yang dikelola pemerintah.

Melansir CNN pada Rabu (21/10/2020), 16 jalan raya nasional dan 161.880 meter jalan daerah di 4 provinsi juga rusak.

Baca juga: Mengapa PM Jepang Lirik Indonesia dan Vietnam sebagai Kunjungan Pertama?

Negara itu sekarang bersiap untuk serangan lain dari badai tropis Saudel yang mengarah ke Vietnam setelah menghantam Filipina, di mana hal itu menyebabkan banjir dan memaksa ribuan penduduk untuk mengungsi.

Pada Oktober adalah musim hujan di Vietnam, tetapi selama berminggu-minggu negara itu telah dilanda cuaca buruk yang berdampak pada pertanian, irigasi, dan transportasi.

Pada awal bulan, badai dan cuaca dingin memicu hujan dan banjir di pusat kota dan provinsi di Vietnam, menurut VNA.

Lebih dari 250.000 rumah tangga di 6 provinsi telah "dibanjiri", sejak pertengahan Oktober, dan banyak daerah yang terendam 2-3 meter, VNA melaporkan.

Awal pekan ini, tim penyelamat menemukan 14 mayat dari 22 tentara yang hilang setelah tanah longsor melanda sebuah kamp militer, menurut VNA.

Wilayah ini secara keseluruhan mengalami curah hujan yang sangat lebat di tengah dimulainya sistem cuaca La Nina, yang ditandai dengan suhu dingin yang tidak biasa di Samudera Pasifik ekuator.

Baca juga: Bencana Alam di Vietnam Telan Korban Tewas 90 Orang

Krisis kemanusiaan yang lebih besar

Banjir di Vietnam telah menyebabkan ratusan ribu orang membutuhkan tempat tinggal darurat, air minum yang aman, makanan, dan dukungan pendapatan, menurut Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC).

Tim bencana Palang Merah bekerja bersama otoritas lokal untuk memberikan uluran bantuan.

"Ke mana pun kami melihat, rumah, jalan, dan infrastruktur telah terendam," kata Thu.

"Kami melakukan yang terbaik untuk memberikan bantuan langsung kepada orang-orang melalui perahu, udara dan darat, seperti makanan, air bersih, terpal dan kebutuhan pokok lainnya," terang Thu.

Baca juga: Lawatan Pertama ke Luar Negeri, PM Jepang Yoshihide Suga Kunjungi Vietnam

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com