Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Jamin Tak Ada "Shutdown Nasional" meski Kasus Covid-19 Meningkat

Kompas.com - 20/11/2020, 14:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WILMINGTON, KOMPAS.com - Presiden terpilih AS Joe Biden menjamin dia takkan menerapkan "shutdown nasional", meski kasus Covid-19 tengah meningkat.

Pemerintah negara bagian hingga kota ramai-ramai menerapkan larangan seperti makan di tempat hingga berkumpul guna mencegah penularan.

"Saya pikir tidak ada keadaan yang memaksa terjadi shutdown nasional. Saya kira itu akan menjadi kontra-produktif," ujar Biden.

Baca juga: Jumlah Kematian karena Covid-19 di Meksiko Capai Lebih dari 100.000

Meski begitu, dia menuturkan kapan dan bagaimana bisnis dan sektor lainnya dibuka tergantung penilaian mengenai ancaman infeksi di daerah.

Merujuk kepada data Universitas Johns Hopkins, AS mencatatkan 11,6 juta kasus penularan Covid-19 dengan 251.000 korban meninggal.

peningkatan kasus virus corona yang tinggi memaksa Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) meminta publik tak merayakan Thanksgiving.

"Ini adalah keharusan. Ini adalah hal yang harus kami rekomendasikan," kata Henry Walke, staf CDC yang bertugas di manajemen respons harian wabah.

Thanksgiving merupakan hari libur tersibuk dalam urusan perjalanan. Banyak orang mengambil cuti pada Jumat (20/11/2020) agar bisa berkunjung ke sanak saudara.

Baca juga: Biden Terkendala Susun Rencana Tangani Pandemi Covid-19 karena Sikap Trump

"Butuh penanganan ekstra"

Presiden Donald Trump sejauh ini masih belum berkomentar atas melonjaknya kasus virus corona, di mana dia sibuk menyuarakan dugaan kecurangan di Pilpres AS.

Sementara Wakil Presiden Mike Pence yang adalah ketua satuan gugus tugas Covid-19 tak menyinggung masker atau Thanksgiving saat konferensi pers.

"Amerika belum pernah sangat siap untuk menghadapi wabah seperti yang kita lakukan saat ini," kata Pence seperti dikutip AFP.

"Pemerintah maupun presiden negara ini sama sekali tak mendukung adanya lockdown nasional, maupun penutupan sekolah," papar Pence.

Sejak virus corona menghantam AS pada Maret, Trump meremehkan betapa bahayanya penyakit, menyebut bahwa situasi semakin membaik.

Baca juga: Studi Sebut Covid-19 Sudah Ada di Italia sejak September 2019, China: Bukti Kami Tak Bersalah

Namun Walke mengungkapkan bahwa kasus penularan mengalami kenaikan terutama saat libur panjang, antara lain Hari Peringatan pada Mei dan Hari Buruh di September.

Walke menuturkan, pihaknya takut jika lonjakan kasus kembali terjadi, sehingga dia meminta orang untuk memerhatikan protokol kesehatan.

Erin Sauber-Schatz, pejabat lain di CDC mengatakan, cara teraman merayakan Thanksgiving adalah dengan diam di rumah saja.

"Jika ada orang di rumah Anda selama 14 hari terakhir, Anda butuh penanganan ekstra. Terutama mengenakan masker," jelas Sauber-Schatz.

Baca juga: Studi Sebut Covid-19 Sudah Ada di Italia sejak September 2019, China: Bukti Kami Tak Bersalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com