Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Mata Uang Yuan Dipakai untuk Transaksi di Zimbabwe, Hoaks!

Kompas.com - 19/11/2020, 15:23 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Rilis

HARARE, KOMPAS.com - Duta besar Republik Indonesia untuk Zimbabwe, Juniarta Sastrawan menegaskan bahwa mata uang Yuan dari Republik Rakyat China tidak dipakai untuk transaksi di Zimbabwe.

Mata uang resmi di Zimbabwe dikatakan Dubes Juniarta, masih menggunakan Dolar Zimbabwe baik digunakan secara tunai maupun elektronik (mobile money).

Dubes Juniarta juga menambahkan bahwa kini, mata uang Dolar Zimbabwe memiliki nilai tukar yang semakin stabil terhadap mata uang asing dan penggunaannya semakin mendapat kepercayaan secara nasional maupun internasional.

Baca juga: Michael Jackson Diyakini Pernah Bertemu Almarhum Presiden Zimbabwe Robert Mugabe pada 1998

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/11/2020) demi memfasilitasi para pelaku bisnis dalam memperoleh mata uang asing di tengah krisis ekonomi dan pandemi Covid-19, pemerintah Zimbabwe menerapkan kebijakan lelang.

Melalui Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ), sejak Juni 2020, penjualan mata uang asing dibeli dengan Dolar Zimbabwe.

Lelang forex ini membawa dampak positif dan nilai tukar Dolar Zimbabwe terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) menjadi relatif stabil dengan 1 dollar AS setara dengan 80-an Dolar Zimbabwe.

Baca juga: Korupsi Pengadaan Alat Covid-19, Menkes Zimbabwe Ditangkap

Stabilnya nilai tukar tersebut tak hanya memperkukuh kedaulatan Dolar Zimbabwe tapi juga memantapkan langkah pemerintahnya mencapai visi 2030, Zimbabwe sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas.

Karena kepercayaan terhadap Dolar Zimbabwe semakin meningkat, Dubes Juniarta menyampaikan bahwa KBRI Harare hendak memfasilitasi pembicaraan pembentukan kerja sama Indonesia-Zimbabwe.

Kerja sama itu berupa revitalisasi pembangunan jaringan kereta api di Zimbabwe yang pendanaannya akan bersumber dari berbagai pihak.

Baik dari pendanaan nasional, internasional, swasta, pemerintah maupun obligasi pemerintah Zimbabwe.

Baca juga: Presiden Zimbabwe Ancam Pembuat Hoaks Virus Corona Dipenjara 20 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com