Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Sakit dan Muntah karena Terkena Senjata Laser China, Ini Jawaban India

Kompas.com - 19/11/2020, 15:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Militer India memberikan jawaban atas atas pemberitaan tentara mereka sakit dan muntah di perbatasan karena terkena senjata laser China.

Melalui kicauan di Twitter, New Delhi memberikan label dua media yang memberitakan, The Times dan The Australian, sebagai Fake News.

Angkatan Darat India menegaskan bahwa penggunaan senjata berbasis gelombang mikro itu "tanpa data" karena tidak ada insiden apa pun di lapangan.

Baca juga: China Dituding Pakai Senjata Gelombang Mikro untuk Masak Pasukan India Hidup-hidup

Kanal televisi lokal NDTV bahkan mengutip seorang pejabat militer yang menyatakan klaim China menggunakan senjata laser itu tidak benar.

"Kabar itu hanyalah bentuk dari perang urat saraf yang payah dan menyedihkan dari China," ujar si pejabat dikutip dari Russian Today, Rabu (19/11/2020).

Dugaan itu muncul setelah seorang pakar studi internasional bernama Jin Canrong menyebutkan mengenai senjata laser itu ke mahasiswanya.

Dia mengeklaim pada 29 Agustus, tentara India bergerak menuju ke wilayah yang dikuasai Beijing di Ladakh, daerah yang terletak di Himalaya.

Namun, menurut Jin yang adalah profesor di Universitas Renmin itu, militer musuh diusir dengan senjata yang "bisa memasak mereka hidup-hidup".

"Dalam 15 menit, mereka yang menduduki bagian puncak bukit mulai muntah. Mereka tak bisa bertindak dan kabur. Itulah cara kita merebut tempat mereka.

Baca juga: Konflik Perbatasan China-India Berkepanjangan, Panglima India: Bisa Selesai dengan Pembicaraan

Jin menerangkan, senjata itu memanaskan molekul air dengan cara seperti peralatan dapur dan menargetkan air di bawah kulit.

Dengan cara itu, dia meningkatkan rasa sakit yang bakal diderita target, dengan penggunaannya bisa dilakukan dari jarak hampir satu kilometer.

Jin kemudian memuji pasukan China yang "secara cantik" menggunakan gelombang mikro untuk mengalahkan India, tanpa harus melanggar penggunaan senjata.

Dia melanjutkan dikutip dari Daily Mail, Selasa (17/11/2020), Beijing menggunakannya karena mereka dihadapkan pada pasukan khusus asal Tibet yang berpihak ke India.

Baca juga: Buntut Konflik Perbatasan, Hotel-hotel New Delhi Tolak Tamu dari China

Senjata api dilarang berdasarkan perjanjian, meski pada September sempat tembakan peringatan, di mana kedua kubu saling menyalahkan.

Sementara AS juga mengembangkan senjata itu, "Negeri Panda" diyakini menjadi negara pertama yang mengarahkannya ke musuh secara langsung.

Dikenal sebagai WB-1, senjata itu pertama kali dipamerkan pada 2014, dan diyakini dikerahkan untuk menyokong angkatan laut.

Klaim yang dipaparkan Jin muncul di tengah upaya China dan "Negeri Bollywood" meredakan ketegangan di wilayah sengketa di Ladakh.

Dua negara pemilik senjata nuklir tersebut mengerahkan ribuan personel sejak baku pukul menggunakan peralatan ala abad pertengahan terjadi pada Juni.

Baca juga: Konflik Perbatasan Ancam Kerja Sama Bisnis India dengan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com