Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Memasuki Musim Durian: Baunya Sudah Tercium

Kompas.com - 16/11/2020, 16:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Perkebunan durian terbesar di Australia yang terletak di pinggiran kota Darwin mulai sibuk memanen si raja buah untuk dipasarkan ke berbagai kota. Hasil produksinya meningkat dibanding tahun lalu.

Pemilik perkebunan, Han Shiong Siah, mengatakan panen tahun ini empat kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

"Jika Anda bisa mencium bau durian dari gerbang depan, itu pertanda baik," kata Han Shiong ketika ABC berkunjung ke perkebunannya.

"Buah kami semuanya matang di pohon. Setiap pagi kami kumpulkan buah yang jatuh ke tanah. Baunya harum dan sudah siap untuk dipanen," ujarnya.

Di negara-negara Asia seperti Indonesia, durian dianggap sebagai raja buah.

Baca juga: Masjid di Australia Buka Lagi Setelah 8 Bulan Tutup karena Covid-19

Namun baunya yang menyengat tidak disukai oleh semua orang, sehingga di beberapa negara bagian Australia, buah ini dilarang untuk dibawa di transportasi umum dan di hotel.

Han Shiong mengatakan setelah musim kemarau ringan kemarin, perkebunan durian milik keluarganya kini menikmati hasil panen yang baik.

"Hasilnya terlihat jauh lebih baik tahun ini. Kami mengharapkan sekitar 20 ton buah padahal tahun lalu hanya 5 ton," katanya.

Dia menjelaskan hasil panen pertama musim ini telah dikirim ke Sydney dan Melbourne. Bahkan untuk pertama kalinya, durian dari kebun ini juga telah dikirim Perth.

Baca juga: Merek Fesyen Perancis, Hermes, Akan Bangun Peternakan Buaya Terbesar di Australia

Laku di Australia Barat

Menurut Cameron Perna, manajer penjualan buah tropis dan eksotis Mercer Mooney di Perth, kedatangan durian dari Northern Territory (NT) merupakan momen besar bagi perusahaannya.

"Awalnya mengkhawatirkan. Kami mendapat 800 kilogram pasokan durian dalam satu kali pengiriman. Kami berpikir apakah ini akan laku?" ujar Cameron.

"Ternyata kami hanya butuh tiga hari untuk menjual semuanya. Paket pertama dari NT tiba pada hari Senin dan pada hari Kamis semuanya sudah habis. Luar biasa," katanya.

Dia mengatakan Canning Vale Markets sebelumnya membeli durian dari Queensland tetapi belum pernah dari NT. Volumenya pun tidak pernah dalam jumlah yang besar.

"Ini rekor buat Australia Barat. Kami biasanya mendapatkan 200–300 kilogram dari Queensland, yang dikirimkan ke sini melalui pengiriman udara," kata Cameron.

"Semua orang di pasar ini sudah tahu bau buah itu sekarang. Mereka sengaja datang untuk mencarinya. Baunya justru menarik orang datang, bukan menghalangi mereka," imbuh Cameron.

Baca juga: Susu Unta akan Dikembangkan jadi Susu Formula Bayi di Australia

Durian Australia mulai dikenal dunia

Keluarga Han Shiong mulai membuka perkebunan durian mereka lebih dari 30 tahun lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketika perkebunan semakin berkembang dan menghasilkan panen lebih banyak, durian yang ditanam di NT telah menarik minat penggemar durian dari berbagai negara.

Han Shiong mengatakan media sosial turut andil dalam memasarkan hasil panennya.

"Pada saat pertama kami memproduksi durian belum ada yang mengetahuinya. Tapi berkat media sosial, kini orang mulai mencari dan mengenalnya lebih jauh,"ujarnya.

Han Shiong menjelaskan bahwa permintaan durian di Australia umumnya berasal dari warga keturunan Asia. Namun ia berharap nantinya semakin banyak orang Australia yang bisa menikmati raja buah tersebut.

Baca juga: Australia Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Tentaranya di Afghanistan

"Jangan takut dengan durian. Baunya boleh jadi tidak sedap bagi sebagian orang. Tapi coba tutup hidung, karena rasa dan baunya sama sekali berbeda," ujar Han Shiong.

Menurut Cameron, saat ini popularitas buah-buahan tropis dan eksotis di Perth semakin meledak.

"Saya punya kiriman durian lain yang akan tiba pada Jumat ini. Hampir setengahnya sudah pra-jual," katanya.

"Sekarang banyak permintaan buah-buahan yang berbeda, seperti sapote yang laris manis, sirsak, rambutan, leci," imbuh Cameron

"Buah-buahan ini berbeda, musiman, dan laris manis," tutur Cameron.

Baca juga: Charlotte Maramis, Wanita Australia yang Membantu Perjuangan Kemerdekaan RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com