Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Sebarkan Versi Mutasi Covid-19, Belasan Juta Cerpelai akan Dimusnahkan di Denmark

Kompas.com - 05/11/2020, 22:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

COPENHAGEN, KOMPAS.com - Sebanyak 17 juta cerpelai akan dimusnahkan di Denmark setelah versi mutasi virus corona yang dapat menyebar ke manusia terdeteksi di peternakan hewan sejenis musang ini.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan, virus yang bermutasi itu menimbulkan "risiko efektivitas" vaksin Covid-19 di masa mendatang.

Denmark adalah produsen terbesar di dunia untuk bulu cerpelai.

Baca juga: Pembunuh 3 Orang di Gereja Perancis Positif Virus Corona

Melansir BBC Indonesia pada Kamis (3/11/2020), kepolisian mengatakan, pemusnahan akan dilakukan segera mungkin.

Beberapa bulan ini, kasus virus corona terdeteksi di peternakan cerpelai di wilayah Jutland, bagian utara Denmark, dan beberapa di negara Eropa.

Namun, kasus di Denmark, virus menyebar cepat dengan 5 kasus dari jalur virus baru telah ditemukan di peternakan cerpelai. Dua belas orang terinfeksi, kata pihak berwenang.

Baca juga: 3 Terdakwa Aksi Teror 2015 Positif Corona, Sidang Charlie Hebdo Ditunda


Perdana Menteri Frederiksen menyebut situasi ini "sangat, sangat serius".

Dia juga mengutip laporan pemerintah yang menyebutkan virus yang bermutasi telah melemahkan kemampuan tubuh untuk membentuk antibodi, berpotensi membuat vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan menjadi tidak efektif.

Baca juga: Sempat Terhenti, Ini Tantangan Pengembangan Vaksin Corona AstraZeneca

"Kami memiliki tanggung jawab besar terhadap populasi kami sendiri, tapi dengan mutasi yang telah ditemukan, kami akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi untuk seluruh dunia," katanya dalam konferensi pers.

Cerpelai yang berada di 1000 peternakan akan dimusnahkan. Kepala Kepolisian Thorkil Fogde mengatakan, ini akan menjadi "usaha yang sangat besar".

Baca juga: Perayaan Hari Orang Mati di Meksiko Lesu akibat Wabah Corona

Spanyol memusnahkan 100.000 cerpelai pada Juli lalu, setelah ditemukan kasus virus corona di sebuah peternakan di provinsi Aragon.

Puluhan ribu hewan ini juga telah disembelih di Belanda menyusul wabah pada peternakan di sana. Penelitian sedang dilakukan, mengenai bagaimana dan kenapa cerpelai bisa terinfeksi dan menyebarkan virus corona.

Baca juga: Pemerintah Jepang Godok RUU Vaksin Virus Corona Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com