Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan: 21 Orang Terbunuh oleh Serangan Rudal Armenia

Kompas.com - 29/10/2020, 10:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

BAKU, KOMPAS.com - Azerbaijan menuduh Armenia yang telah membunuh 21 orang dan melukai puluhan orang dalam serangan rudal di dekat wilayah yang disengketakan, Nagorno-Karabakh.

Armenia pada Rabu (28/10/2020), segera membantah melakukan serangan itu, serangan kedua dalam 2 hari yang dikatakan Azerbaijan membunuh warga sipil di distrik Barda dekat garis depan.

Kemudian, Yerevan juga menuduh pasukan Azerbaijan melakukan serangan baru yang mematikan di wilayah sipil Nagorno-Karabakh, karena kedua belah pihak saling mengklaim lawannya menargetkan warga sipil setelah beberapa pekan terjadi bentrokan sengit.

Baca juga: Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer

Sementara itu, kantor berita Ria Novosti, melaporkan bahwa Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengkonfirmasi penempatan penjaga perbatasan Rusia di sepanjang perbatasan Armenia dengan Nagorno-Karabakh.

"Tidak ada yang istimewa tentang ini," kata Pashinyan seperti yang dilansir Al Jazeera pada Rabu (28/10/2020).

Ia melanjutkan bahwa, “Penjaga perbatasan Rusia telah berada di perbatasan Armenia dengan Turki dan Iran… Sekarang, karena perkembangan terbaru, penjaga perbatasan Rusia juga berada di perbatasan tenggara dan barat daya Armenia.”

Baca juga: Nagorno-Karabakh Menunggu Perang Berhenti dan Berharap Dapat Bangun Kota Kembali

Rudal Smerch

Serangan rudal pada Rabu terjadi meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS disetujui pada akhir pekan, yang merupakan upaya gencatan senjata ketiga berturut-turut yang gagal hanya beberapa menit setelah diberlakukan.

Ajudan presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev, mengatakan pasukan Armenia menembakkan rudal Smerch ke Barda, menuduh mereka menggunakan bom tandan "untuk menimbulkan banyak korban di antara warga sipil".

Kantor kejaksaan mengatakan serangan itu menghantam daerah padat penduduk dan distrik perbelanjaan, menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 70 orang.

Baca juga: Erdogan Beberkan Alasan Turki Dukung Azerbaijan di Perang Nagorno-Karabakh

Kementerian pertahanan Armenia, sementara itu, menegaskan bahwa Azerbaijan merebut kota strategis Gubadli, yang terletak antara daerah kantong dan perbatasan Iran.

Itu merupakan suatu langkah yang menguntungkan militer secara nyata yang dapat membuat solusi diplomatik kedua negara untuk bedamai lebih sulit.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia. Sekitar 30.000 orang tewas dalam perang 1991-1994 di wilayah tersebut.

Baca juga: Turki Bantah Kerahkan Pasukan Suriah untuk Azerbaijan Perang di Nagorno-Karabakh

Azerbaijan menolak solusi apa pun yang akan membuat orang Armenia mengendalikan daerah kantong itu, yang dianggapnya diduduki secara ilegal.

Armenia menganggap wilayah itu sebagai bagian dari tanah air bersejarahnya dan mengatakan penduduk di sana membutuhkan perlindungannya.

Kementerian pertahanan Nagorno-Karabakh telah mencatat 1.068 kematian militer sejak pertempuran meletus pada 27 September.

Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya. Rusia memperkirakan sebanyak 5.000 kematian.

Baca juga: Korban Tewas Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Capai 600 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com