Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Samuel Paty Dorong Diskursus Islam di Perancis

Kompas.com - 22/10/2020, 10:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Chalghoumi ditemui Reuters saat menyambangi lokasi kejadian sembari ditemani tokoh-tokoh Islam yang lain. Dia mengingatkan saatnya umat muslim di dunia menyadari bahaya ekstremisme agama.

“Paty adalah martir bagi kebebasan berekspresi, dan seorang figur yang bijaksana dan mengajarkan toleransi, peradaban dan rasa saling hormat antara sesama,” tutur pria yang juga menjabat Imam Konferensi Perancis, sebuah forum gabungan pemuka Islam dari seluruh negeri.

“Rektor-rektor masjid, para imam, orangtua, lembaga swadaya masyarakat, sadarlah, masa depan kita sedang dipertaruhkan,” imbuhnya.

Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf

Hassan Chalghoumi adalah seorang figur kontroversial di kalangan muslim Perancis lantaran sering bersitegang dengan kaum ultra-konservatif.

Rival terbesarnya adalah Abdelhakim Sefrioui, seorang imam radikal yang turut membuat video yang gencar menuduh Samuel Paty melakukan penistaan Islam.

Sefrioui pernah disangka berusaha mendepak Chalghoumi dari masjidnya di Drancy. Sejak insiden itu, Chalghoumi mengaku mendapat ancaman pembunuhan dan sebabnya berada dalam perlindungan kepolisian.

Chalghoumi termasuk kalangan imam yang loyal kepada negara. Dia mengajak kaum muslim “mengakhiri diskursus viktimisasi".

"Kita semua punya hak yang sama di Perancis, seperti orang lain juga. Orangtua harus mengabarkan kepada anaknya semua hal-hal baik yang ada di republik ini,” ucapnya.

Baca juga: Sebuah Masjid di Perancis Ditutup Terkait Kasus Kematian Samuel Paty

Islam Pencerahan

Figur serupa Chalghoumi menjadi aktor kunci dalam upaya pemerintah Perancis memerangi gagasan radikal di kalangan warga muslim. Konsepnya dijabarkan Presiden Emmanuel Macron sekitar 2 pekan lalu, dalam sebuah pidato kenegaraan di Paris.

Dia mengajak komunitas muslim untuk menjalankan ajaran Islam yang sesuai dengan “nilai-nilai republik.” Macron mengklaim pemerintah sudah duduk bersama lembaga-lembaga terbesar Islam di Perancis untuk merumuskan “Islam Pencerahan” yang bisa hidup “damai dengan republik.”

Dalam pidatonya itu sang presiden menjelaskan secara detail kebijakan yang akan atau sudah diambil.

Selain mengadakan program pelatihan imam, pemerintah juga akan menggiatkan penegakan hukum terhadap sekolah rumah dan membatasi pengaruh negara asing terhadap warga muslim Perancis.

Pidato Macron mengundang kritik dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Kasus Guru Dipenggal karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Polisi Perancis Tahan 15 Orang

Dalam pesan video untuk KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Rabu (21/10/2020), dia menyebut konsep Islam Perancis yang digagas Macron sebagai upaya mendeskreditkan Islam.

“Mereka yang terganggu oleh kebangkitan Islam menyerang agama kita dengan menggunakan krisis yang mereka ciptakan sendiri,” kata Erdogan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com