Chalghoumi ditemui Reuters saat menyambangi lokasi kejadian sembari ditemani tokoh-tokoh Islam yang lain. Dia mengingatkan saatnya umat muslim di dunia menyadari bahaya ekstremisme agama.
“Paty adalah martir bagi kebebasan berekspresi, dan seorang figur yang bijaksana dan mengajarkan toleransi, peradaban dan rasa saling hormat antara sesama,” tutur pria yang juga menjabat Imam Konferensi Perancis, sebuah forum gabungan pemuka Islam dari seluruh negeri.
“Rektor-rektor masjid, para imam, orangtua, lembaga swadaya masyarakat, sadarlah, masa depan kita sedang dipertaruhkan,” imbuhnya.
Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf
Hassan Chalghoumi adalah seorang figur kontroversial di kalangan muslim Perancis lantaran sering bersitegang dengan kaum ultra-konservatif.
Rival terbesarnya adalah Abdelhakim Sefrioui, seorang imam radikal yang turut membuat video yang gencar menuduh Samuel Paty melakukan penistaan Islam.
Sefrioui pernah disangka berusaha mendepak Chalghoumi dari masjidnya di Drancy. Sejak insiden itu, Chalghoumi mengaku mendapat ancaman pembunuhan dan sebabnya berada dalam perlindungan kepolisian.
Chalghoumi termasuk kalangan imam yang loyal kepada negara. Dia mengajak kaum muslim “mengakhiri diskursus viktimisasi".
"Kita semua punya hak yang sama di Perancis, seperti orang lain juga. Orangtua harus mengabarkan kepada anaknya semua hal-hal baik yang ada di republik ini,” ucapnya.
Baca juga: Sebuah Masjid di Perancis Ditutup Terkait Kasus Kematian Samuel Paty
Figur serupa Chalghoumi menjadi aktor kunci dalam upaya pemerintah Perancis memerangi gagasan radikal di kalangan warga muslim. Konsepnya dijabarkan Presiden Emmanuel Macron sekitar 2 pekan lalu, dalam sebuah pidato kenegaraan di Paris.
Dia mengajak komunitas muslim untuk menjalankan ajaran Islam yang sesuai dengan “nilai-nilai republik.” Macron mengklaim pemerintah sudah duduk bersama lembaga-lembaga terbesar Islam di Perancis untuk merumuskan “Islam Pencerahan” yang bisa hidup “damai dengan republik.”
Dalam pidatonya itu sang presiden menjelaskan secara detail kebijakan yang akan atau sudah diambil.
Selain mengadakan program pelatihan imam, pemerintah juga akan menggiatkan penegakan hukum terhadap sekolah rumah dan membatasi pengaruh negara asing terhadap warga muslim Perancis.
Pidato Macron mengundang kritik dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Baca juga: Kasus Guru Dipenggal karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Polisi Perancis Tahan 15 Orang
Dalam pesan video untuk KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Rabu (21/10/2020), dia menyebut konsep Islam Perancis yang digagas Macron sebagai upaya mendeskreditkan Islam.
“Mereka yang terganggu oleh kebangkitan Islam menyerang agama kita dengan menggunakan krisis yang mereka ciptakan sendiri,” kata Erdogan.