Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pembunuhan Keji Seorang Guru, Perancis Desak Kerja Sama Rusia untuk Perangi Terorisme dan Imigrasi Ilegal

Kompas.com - 21/10/2020, 09:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada Selasa (20/10/2020) mendesak rekannya Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi terorisme dan imigrasi ilegal, menyusul pembunuhan seorang guru oleh seorang pemuda dari wilayah Chechnya yang didominasi Muslim Rusia.

Putin telah menyatakan belasungkawa atas peristiwa pemenggalan mengerikan terhadap guru Samuel Paty di dekat sekolah tempat dia bekerja di pinggiran barat laut Paris pada Jumat (16/10/2020), menyebutnya sebagai "pembunuhan kejam", kata kepresidenan Rusia.

"Dalam konteks ini, kedua pihak menegaskan kembali kepentingan bersama mereka dalam mengintensifkan upaya bersama untuk memerangi terorisme dan penyebaran ideologi ekstremis," kata Kremlin seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf

Macron berbicara dengan Putin melalui telepon dan mengatakan dia ingin melihat "penguatan kerja sama Perancis-Rusia dalam perang melawan terorisme dan imigrasi ilegal", kata kepresidenan Perancis, tanpa memberikan rincian.

Pada Sabtu, sehari setelah pembunuhan tersebut, kedutaan Rusia di Paris menekankan bahwa penyerang dari Chechnya yang berusia 18 tahun, Abdullakh Anzorov, yang dibunuh oleh polisi setelah pembunuhan tersebut, tidak memiliki hubungan dengan Moskwa sejak 2008.

Baca juga: Sebuah Masjid di Perancis Ditutup Terkait Kasus Kematian Samuel Paty

"Kejahatan ini tidak ada hubungannya dengan Rusia karena orang ini telah tinggal di Perancis selama 12 tahun terakhir," kata juru bicara kedutaan Rusia Sergei Parinov kepada kantor berita negara, TASS.

Anzarov tiba di Perancis pada usia 6 tahun bersama keluarganya sebagai pengungsi, dengan demikian secara otomatis kehilangan kewarganegaraan Rusia-nya.

Baca juga: Kasus Guru Dipenggal karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Polisi Perancis Tahan 15 Orang

Orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov pada Sabtu (17/10/2020) mengutuk serangan itu dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga Paty, tapi dia juga mendesak Perancis untuk tidak "memprovokasi" Muslim.

"Temukan di dalam diri Anda untuk mengakui bahwa Muslim memiliki hak atas sebuah agama, dan tidak ada yang bisa mengambilnya!" katanya dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.

Baca juga: Ketua Konferensi Imam Perancis Sebut Guru yang Dipenggal adalah Pejuang Kebebasan Berekspresi

Kadyrov mengatakan orang Chechnya tidak ada hubungannya dengan serangan itu, menekankan bahwa Anzorov dibesarkan di Perancis dan mengunjungi Chechnya hanya sekali ketika dia berusia 2 tahun.

Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer mengatakan pada Selasa (20/10/2020) bahwa Paty akan dianugerahi penghargaan tertinggi Perancis, Legion of Honor.

Baca juga: Mendagri Perancis: Sebelum Dipenggal, Orangtua Murid Jelas Luncurkan Fatwa terhadap Samuel Paty

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Global
Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Global
DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

Global
Jerman Akan Kirim Fregat 'Hamburg' untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Jerman Akan Kirim Fregat "Hamburg" untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Global
Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Global
Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Global
Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Global
Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Global
Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Global
Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Global
Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Global
Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Global
Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com