PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada Selasa (20/10/2020) mendesak rekannya Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi terorisme dan imigrasi ilegal, menyusul pembunuhan seorang guru oleh seorang pemuda dari wilayah Chechnya yang didominasi Muslim Rusia.
Putin telah menyatakan belasungkawa atas peristiwa pemenggalan mengerikan terhadap guru Samuel Paty di dekat sekolah tempat dia bekerja di pinggiran barat laut Paris pada Jumat (16/10/2020), menyebutnya sebagai "pembunuhan kejam", kata kepresidenan Rusia.
"Dalam konteks ini, kedua pihak menegaskan kembali kepentingan bersama mereka dalam mengintensifkan upaya bersama untuk memerangi terorisme dan penyebaran ideologi ekstremis," kata Kremlin seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Ikut Sebar Video yang Memicu Pemenggalan Guru di Perancis, Masjid Ini Minta Maaf
Macron berbicara dengan Putin melalui telepon dan mengatakan dia ingin melihat "penguatan kerja sama Perancis-Rusia dalam perang melawan terorisme dan imigrasi ilegal", kata kepresidenan Perancis, tanpa memberikan rincian.
Pada Sabtu, sehari setelah pembunuhan tersebut, kedutaan Rusia di Paris menekankan bahwa penyerang dari Chechnya yang berusia 18 tahun, Abdullakh Anzorov, yang dibunuh oleh polisi setelah pembunuhan tersebut, tidak memiliki hubungan dengan Moskwa sejak 2008.
Baca juga: Sebuah Masjid di Perancis Ditutup Terkait Kasus Kematian Samuel Paty
"Kejahatan ini tidak ada hubungannya dengan Rusia karena orang ini telah tinggal di Perancis selama 12 tahun terakhir," kata juru bicara kedutaan Rusia Sergei Parinov kepada kantor berita negara, TASS.
Anzarov tiba di Perancis pada usia 6 tahun bersama keluarganya sebagai pengungsi, dengan demikian secara otomatis kehilangan kewarganegaraan Rusia-nya.
Baca juga: Kasus Guru Dipenggal karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Polisi Perancis Tahan 15 Orang
Orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov pada Sabtu (17/10/2020) mengutuk serangan itu dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga Paty, tapi dia juga mendesak Perancis untuk tidak "memprovokasi" Muslim.
"Temukan di dalam diri Anda untuk mengakui bahwa Muslim memiliki hak atas sebuah agama, dan tidak ada yang bisa mengambilnya!" katanya dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.
Baca juga: Ketua Konferensi Imam Perancis Sebut Guru yang Dipenggal adalah Pejuang Kebebasan Berekspresi
Kadyrov mengatakan orang Chechnya tidak ada hubungannya dengan serangan itu, menekankan bahwa Anzorov dibesarkan di Perancis dan mengunjungi Chechnya hanya sekali ketika dia berusia 2 tahun.
Menteri Pendidikan Perancis, Jean-Michel Blanquer mengatakan pada Selasa (20/10/2020) bahwa Paty akan dianugerahi penghargaan tertinggi Perancis, Legion of Honor.
Baca juga: Mendagri Perancis: Sebelum Dipenggal, Orangtua Murid Jelas Luncurkan Fatwa terhadap Samuel Paty
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.