Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menang Mayoritas di Pemilu Selandia Baru, Justru Jadi Tantangan Tebesar Jacinda Ardern

Kompas.com - 18/10/2020, 22:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WELLINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menang telak dalam pemilihan umum negara itu.

Pada penghitungan suara final pada Sabtu (17/10/2020), Partai Buruh berhaluan kiri-tengah yang dipimpin Ardern meraup 49,1 persen suara, dan diproyeksikan mendapat 64 kursi di parlemen - mayoritas serentak yang jarang terjadi.

Partai oposisi yang berhaluan kanan-tengah, Partai Nasional, menang 26,8 persen suara, hanya 35 kursi dalam majelis yang terdiri dari 120 kursi.

Baca juga: Sehari Usai Pemilu, Kasus Virus Corona Muncul Lagi di Selandia Baru

Pemilihan awalnya akan diadakan pada bulan September tetapi ditunda sebulan menyusul kemunculan kembali wabah Covid-19.

Menjelang pemungutan suara pada Sabtu, lebih dari satu juta orang memberikan suara dalam pemungutan suara awal, yang dibuka pada 3 Oktober.

Warga Selandia Baru juga diminta untuk memberikan suara dalam dua referendum yang diselenggarakan bersamaan dengan pemilihan umum - legalisasi suntik mati (eutanasia) dan penggunaan ganja untuk rekreasi.

Raih mayoritas di parlemen

Penghitungan final oleh Komisi Pemilihan Umum juga memberi ACT Selandia Baru 8 persen suara (proyeksi 10 kursi), Partai Hijau 7,6 persen (10), Partai Maori 1 persen (1) dan lainnya 7,7 persen (0).

Ardern, 40 tahun, berkata kepada para pendukungnya setelah meraih kemenangan: "Selandia Baru telah memberi Partai Buruh dukungan terbesarnya dalam hampir 50 tahun. Kami tidak akan menerima begitu saja dukungan Anda.

Baca juga: Jacinda Ardern jadi PM Selandia Baru Lagi Setelah Menang Pemilihan Umum

"Dan saya bisa berjanji kepada Anda sekalian bahwa kami akan menjadi partai yang menjalankan negara untuk setiap warga Selandia Baru. "

Pemimpin Partai Nasional (NAT) Judith Collins memberi selamat kepada Ardern dan berjanji partainya akan menjadi "oposisi yang kuat".

"Tiga tahun akan berlalu dalam sekejap mata," katanya, mengacu pada pemilihan berikutnya. "Kami akan kembali."

Tidak ada partai yang berhasil memenangkan mayoritas secara serentak di Selandia Baru sejak negara itu memberlakukan sistem pemungutan suara yang disebut representasi Proporsional Anggota Dewan Campuran (MMP) pada 1996.

Ardern, yang menjuluki pemilu kali ini "Pemilu Covid", berjanji akan membuat lebih banyak kebijakan ramah iklim, meningkatkan pendanaan untuk sekolah-sekolah yang kurang mampu, serta menaikkan pajak penghasilan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi.

Baca juga: Pemilu Selandia Baru, Jacinda Ardern Tatap Pemerintahan Mayoritas Tunggal

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara di pesta Hari Pemilihan Buruh setelah Partai Buruh memenangkan pemilihan umum Selandia Baru di Auckland pada 16 Oktober 2020.MICHAEL BRADLEY/AFP Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara di pesta Hari Pemilihan Buruh setelah Partai Buruh memenangkan pemilihan umum Selandia Baru di Auckland pada 16 Oktober 2020.

Mayoritas di parlemen bisa jadi tantangan terberat Jacinda Ardern

Analisa Josh van Veen, kolumnis politik

Kemampuan Ardern untuk membuat warga Selandia Baru merasa aman selama pandemi telah menjadi faktor utama dalam kemenangannya yang telak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com