Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bulan Undur Pemilu, Krisis dan Perubahan Iklim Jadi Isu Utama Kampanye di Selandia Baru

Kompas.com - 21/09/2020, 08:24 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WELLINGTON, KOMPAS.com - Satu bulan sejak pemilihan umum Selandia Baru diundur dan partai-partai besar negara itu menyelenggarakan kampanye, politisi tampak mengenakan jaket dan masker untuk mengunjungi pabrik-pabrik, tempat bisnis kecil dan sekolah-sekolah di penjuru negeri.

Ada hal yang menarik dari kampanye jelang pemilihan umum Selandia Baru. Menurut jajak pendapat yang dikeluarkan oleh The Guardian, isu yang paling besar digaungkan adalah perubahan dan krisis iklim

Beberapa suara juga menyebutkan isu ketidaksetaraan perekonomian, kemiskinan, lingkungan dan kurangnya keterjangkauan mendapatkan rumah sebagai isu-isu yang dianggap lebih mereka pedulikan dibanding Covid-19.

Baca juga: Selandia Baru Bakal Cabut Pembatasan Virus Corona, Kecuali di Kota Ini

Dengan Selandia Baru secara resmi memasuki resesi minggu ini, hanya sedikit yang mengatakan mereka akan memberikan suara pada kebijakan ekonomi atau pekerjaan.

Bagi banyak orang, tahun 2020 tampaknya telah mengkristalisasi prioritas utama mereka.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern sebelumnya pada bulan lalu telah menunda pemilihan umum negara itu selama 1 bulan di tengah lonjakan kasus infeksi virus corona.

Pemungutan suara semula akan berlangsung pada 19 September, tetapi diubah menjadi 17 Oktober mendatang.

Baca juga: Keberhasilan Selandia Baru atasi Pandemi Corona, Tarik Ratusan Ribu Warganya Pulang dari Perantauan

Melansir BBC, Ardern mengatakan bahwa pengubahan tanggal itu akan memungkinkan para partai "untuk mengondisikan kampanye turba yang akan dilakukan."

Pada awal pekan kedua bulan Agustus lalu, kota terbesar di negara itu kembali dikunci.

"Keputusan ini memberi semua partai waktu selama sembilan minggu ke depan untuk berkampanye dan Komisi Pemilihan punya cukup waktu untuk memastikan pemilu bisa berjalan," kata Ardern, seraya menambahkan bahwa dia "sama sekali tidak berniat" untuk membiarkan penundaan pemungutan suara lebih lanjut. 

Baca juga: Ekonomi Terkontraksi 12,2 Persen, Selandia Baru Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com