CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Para korban penembakan di masjid Selandia bercerita, bagaimana "setan datang" dan membunuh mereka saat Shalat Jumat.
Pengakuan itu mereka ucapkan dalam hari kedua sidang vonis Brenton Tarrant, pelaku serangan yang terjadi pada 15 Maret 2019.
Teroris asal Australia itu mengaku menembaki pria, perempuan, dan anak-anak di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, dan membunuh 51 jemaah.
Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Mengaku Ingin Bunuh Orang Sebanyak Mungkin
Brenton Tarrant juga mengaku bersalah atas 40 dakwaan percobaan pembunuhan dan satu dakwaan terorisme, di mana dia mewakili dirinya sendiri dalam persidangan.
Mohammad Siddiqui berujar, dia baru beberapa menit di Masjid Al Noor ketika "si setan datang" dan menembakinya di bagian lengan.
"Engkau datang di rumah Tuhan hanya untuk membunuh orang tak berdosa dan melakukan aksi pengecutmu," kata Siddiqui yang harus dirawat selama delapan hari.
Dia menuturkan sebenarnya tidak ingin mengungkit lagi karena itu akan membuat Tarrant puas. Tapi, dia ingin menekankan mereka tetap kuat meski diserang.
"Waktumu akan tiba. Tentu saja kita semua nantinya akan menghadap Tuhan," kata Siddiqui di sidang seperti diwartakan Sky News Selasa (25/8/2020).
Saksi lain yang mengungkapkan kengerian penembakan setahun lalu itu adalah Ambreen Naeem, yang kehilangan suaminya Naeem Rashid, dan putranya Talha Naeem.
Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Tertawa saat Melakukan Aksinya
Dalam surat yang dibacakan di pengadilan, Ambreen menuturkan bahwa perbuatan Tarrant sangat tidak manusiawi, dan meminta hukumannya berlaku untuk selamanya.
Dia mengaku bangga akan suaminya. Naeem dilaporkan tewas ketika berusaha melindungi jemaah lainnya. Dia pun dianugerahi penghargaan oleh Pakistan.
Angela Armstrong mendapat giliran berbicara, dan menceritakan bagaimana dua peluru merenggut nyawa ibunya, Linda Armstrong, di Masjid Linwood.
"Engkau telah merenggut ibukku. Aku merasa kasihan pada ibumu, tapi tidak denganmu. Engkau tidak berarti apa-apa," kata Angela.
Noraini Milne, yang anaknya Sayyad Milne menjadi korban tewas mengatakan hukuman apa pun yang menimpa Tarrant tidak akan cukup.
Baca juga: Teroris Penembakan Masjid Selandia Baru Hadapi Korbannya dengan Tampang Datar
"Bagiku, engkau sudah mati. Jadi apa pun hukuman yang diberikan kepadamu tidak akan cukup," ujar Milne di Pengadilan Tinggi Christchurch.