Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2020, 19:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Teroris penembakan masjid di Selandia Baru memasang tampang datar ketika menghadapi korban-korbannya, dalam insiden 15 Maret 2019 lalu.

Dalam agenda pertama sidang vonis di Christchurch, jaksa penuntut mengungkapkan fakta mengerikan di mana Brenton Tarrant "ingin membunuh orang sebanyak mungkin".

Dengan si teroris duduk langsung di persidangan, korban yang akhirnya bertatap muka dengannya mengungkapkan kisah maupun rasa trauma yang dialami.

Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Mengaku Ingin Bunuh Orang Sebanyak Mungkin

Di antaranya adalah bersembunyi di tumpukan mayat, memaaftkan Tarrant, hingga menceritakan harus hidup dengan suara tembakan terus berdengung di telinga mereka.

Di tengah sidang yang dijaga ketat, di mana terdapat penembak runduk (sniper) di atap pengadilan, sidang vonis dibuka dengan detil insiden 15 Maret 2019.

Saat itu, Brenton Tarrant menyerang Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, di mana jemaah saat itu hendak melaksanakan Shalat Jumat.

Sebanyak 51 jemaah tewas dengan puluhan lainnya terluka. Aksi teroris itu sendiri dihentikan oleh mobil polisi ketika hendak menyerang lokasi ketiga.

Jaksa penuntut Barnaby Hawes menjeaskan bagaimana Tarrant terus menembaki korban, meski korban sudah memohon agar tidak dibunuh.

Dalam persidangan, Hawes menerangkan bagaimana Tarrant tanpa ampun tetap menembak bocah tiga tahun bernama Mucaad Ibrahim saat berada di kaki ayahnya.

Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Tertawa saat Melakukan Aksinya

Tarrant mengaku bersalah atas 51 dakwaan pembunuhan, 40 dakwaan percobaan pembunuhan, dan satu dakwaan terorisme, di mana dia bakal mendapatkan hukuman seumur hidup.

Jaksa penuntut berharap, dia dihukum seumur hidup tanpa kans pembebasan bersyarat, di mana praktik itu bisa jadi yang pertama di Selandia Baru.

Mengenakan pakaian penjara berwarna biru dan dikelilingi tiga polisi, si teroris nampak memasang tampang datar sementara Hawes membacakan fakta-faktanya.

Dilaporkan AFP Senin (24/8/2020), pria berkebangsaan Australia itu hanya diam sembari sesekali matanya berputar sepanjang sidang.

Dalam pernyataannya, Jaksa Hawes menerangkan bahwa Tarrant mengakui dia sengaja menyerang dua masjid dan berusaha membunuh orang sebanyak mungkin.

"Dia menekankan dia ingin menembak sebanyak mungkin orang dan hendak ke masjid ke Ashburton untuk mengulangi perbuatannya ketika dihentikan," kata dia.

Halaman:
Sumber AFP

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Global
Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Global
Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Global
Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Global
Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Global
Rusia Pertimbangkan Ikut China Setop Impor Makanan Laut dari Jepang Buntut Limbah Fukushima

Rusia Pertimbangkan Ikut China Setop Impor Makanan Laut dari Jepang Buntut Limbah Fukushima

Global
Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Global
Rangkuman Hari Ke-580 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Gempur Pelabuhan Izamil | Hillary Clinton Ejek Putin

Rangkuman Hari Ke-580 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Gempur Pelabuhan Izamil | Hillary Clinton Ejek Putin

Global
Jenazah Bos Mafia Italia, Messina Denaro, Dibawa ke Kampung Halaman di Sisilia

Jenazah Bos Mafia Italia, Messina Denaro, Dibawa ke Kampung Halaman di Sisilia

Global
Demi Ajar 2 Siswa, Guru Ini Tiap Hari Tempuh 200 Km Pulang Pergi

Demi Ajar 2 Siswa, Guru Ini Tiap Hari Tempuh 200 Km Pulang Pergi

Global
Kapsul NASA yang Bawa Sampel Asteroid Terbesar Akhirnya Dibuka, Ini Isinya

Kapsul NASA yang Bawa Sampel Asteroid Terbesar Akhirnya Dibuka, Ini Isinya

Global
AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

Global
Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Global
Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Global
UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com